Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Hallyu”, Faktor Keberhasilan yang Menjadi “Soft Power” Korea Selatan

Kompas.com - 23/12/2022, 07:39 WIB
Dita Angga Rusiana ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com Popularitas Hallyu atau dikenal sebagai gelombang Korea saat ini dirasakan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Musik, film hingga drama Korea memiliki banyak penggemar.

Sebelumnya, reputasi Korea Selatan ditentukan oleh merek mobil, ponsel, dan TV dari sejumlah perusahaan seperti Hyundai, Samsung, dan LG.

“Kini, drama Korea dan bintang K-pop seperti BTS dan BLACKPINK selalu tampil seperti produk smartphone Samsung,” kata Profesor Studi Internasional Universitas Korea, Andrew Kim, dalam Workshop Keenam Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Korea Foundation, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Profil Pemain Drama Korea Terbaru, The Interest of Love

Bahkan dunia dikejutkan dengan keberhasilan film “Parasite” yang memenangi Oscar atau Academy Awards.

“Dalam beberapa tahun terakhir saja, Korea mengejutkan dunia dengan "Parasite", film berbahasa asing pertama yang memenangkan film terbaik di Academy Awards (2019),” tuturnya.

“Terbaru, “Squid Game” menjadi acara TV yang paling banyak ditonton di Netflix (per November 2021). Tidak hanya menjadi program yang paling banyak ditonton di 94 negara, tetapi juga menjadi sensasi budaya,” tuturnya.

Dia mengatakan saat ini Korea Selatan menjadi salah satu pengekspor budaya populer terkemuka di dunia bersama dengan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jepang

“Majalah berita mingguan terkemuka Inggris The Economist menyebut budaya pop Korea sebagai penentu tren terkemuka di Asia’,” ungkapnya.

Faktor keberhasilan hallyu

Kim menyebut ada sejumlah faktor yang membuat hallyu begitu sukses saat ini. Pertama, Kim menyebutnya sebagai hard power. Menurutnya, kesuksesan Hallyu terkait erat dengan fakta bahwa Korea Selatan adalah negara kaya.

“Artinya, telah mencapai kesuksesan ekonomi yang memungkinkan pengusaha Korea untuk menghasilkan produk menarik yang berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Dia mencontohkan film blockbuster AS yang banyak diminati. Menurutnya, hal tersebut karena AS mempunyai modal untuk diinvestasikan dalam membuat film berkualitas tinggi.

“Maka dalam hal ini, hallyu dapat dikatakan bukan hanya fenomena budaya tetapi juga ekonomi industri. Kami memiliki kecenderungan untuk menganggap allyu adalah sesuatu yang berkaitan dengan budaya tetapi itu jelas merupakan fenomena ekonomi,” jelasnya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau