PHILADELPHIA, KOMPAS.com - Kamala Harris mengkritik apa yang disebutnya sebagai “larangan aborsi Trump” dalam argumen yang berapi-api untuk hak-hak reproduksi selama debat Pilpres AS 2024 pada Selasa (10/9/2024) malam waktu setempat.
“Seseorang tidak harus meninggalkan keyakinan atau kepercayaan yang dipegang teguh untuk setuju bahwa pemerintah dan Donald Trump, tentu saja, tidak boleh memberi tahu seorang perempuan apa yang harus dilakukan dengan tubuhnya,” kata perempuan yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden AS itu.
Harris mengatakan, kebijakan Trump mengenai aborsi tidak terkecuali untuk pemerkosaan atau inses, yang ia sebut sebagai “tidak bermoral”.
Ia juga menyoroti pemilihan Hakim Agung AS yang dilakukan Trump selama menjabat sebagai presiden, yang ia kaitkan dengan pembatalan Roe v. Wade.
Baca juga: Roe v Wade dan Lika-liku Hukum Aborsi AS
“Mari kita pahami bagaimana kita sampai di sini,” katanya dalam debat yang disiarkan secara langsung oleh ABC News.
Harris kemudian melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia akan “dengan bangga” menandatangani rancangan undang-undang yang mengembalikan perlindungan Roe v. Wade jika terpilih sebagai Presiden AS.
“Saya pikir rakyat Amerika percaya bahwa kebebasan tertentu, khususnya kebebasan untuk mengambil keputusan tentang tubuh sendiri, tidak boleh dibuat oleh pemerintah,” katanya.
Posisi Trump mengenai aborsi adalah bahwa negara bagian akan menentukan melalui pemungutan suara atau legislasi, atau mungkin keduanya, dan apa pun yang mereka putuskan harus menjadi hukum di negara bagian tersebut.
Pernyataan Trump itu teruangkap dalam sebuah video yang diunggah ke platform Truth Social miliknya pada April lalu.
Sikap itu digaungkan pula dalam platform Komite Nasional Partai Republik yang baru.
Platform tersebut tidak menyebutkan larangan aborsi nasional, sebuah kebijakan yang ingin dimasukkan oleh beberapa konservatif sosial, namun Trump secara terbuka mengatakan bahwa ia menentangnya.
Menurut jajak pendapat dari Marquette Law School yang dirilis bulan lalu, keputusan Mahkamah Agung AS untuk membatalkan Roe v. Wade tetap tidak populer di kalangan mayoritas warga Amerika, dengan 2/3 menentang keputusan tersebut.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini