Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Unggul di Jajak Pendapat Pemilu AS, Harris atau Trump?

Kompas.com - 10/09/2024, 13:14 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber BBC

AMERIKA Serikat (AS) akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada 5 November mendatang untuk memilih presiden berikutnya.

Pemilu itu awalnya akan menjadi pertarungan ulang (rematch) pemilu tahun 2020 antara Presiden Joe Biden dan Donald Trump. Namun rematch itu urung terjadi karena pada Juli lalu Biden mengakhiri kampanyenya dan dia mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk maju sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, menggantikan dirinya.

Kurang dari sebulan jelang pemilihan, pertanyaan adalah apakah hasil pemilu nanti akan membuat Trump (dari Partai Republik) menjabat untuk kedua kalinya atau AS untuk pertama kali akan memiliki presiden perempuan?

Guna menjawab pertanyaan itu, penting memantau hasil jajak pendapat atau survei dan melihat dampak berbagai peristiwa besar, seperti debat para calon presiden yang berlangsung Selasa malam nanti waktu AS.

Siapa yang Unggul di Survei?

Pada bulan-bulan menjelang keputusan Biden mundur dari pencalonan, berbagai jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa dia tertinggal dari mantan presiden Trump. Meski saat itu masih bersifat hipotetis, beberapa jajak pendapat atau survei menunjukkan bahwa Harris pun tidak akan mendapatkan hasil yang lebih baik jika dia yang dicalonkan dari Partai Demokrat.

Namun persaingan menjadi semakin ketat setelah Harris mulai berkampanye. Dia langsung unggul tipis atas Trump dalam rata-rata suveri nasional. Sejak itu, dia pertahankan posisi tersebut

BBC melaporkan, Harris konsisten berada di kisaran 47 persen dan Trump di posisi 44 persen. Harris mencapai posisi 47 persen saat konvensi Partai Demokrat selama empat hari di Chicago, yang ditutup pada 22 Agustus 2024 dengan pidato yang menjanjikan "jalan baru ke depan" bagi seluruh warga AS. Angka perolehannya tidak banyak berubah sejak saat itu.

Angka rata-rata hasil survei untuk Trump juga tetap relatif stabil, berkisar sekitar 44 persen, dan tidak ada peningkatan signifikan dari dukungan Robert F Kennedy, yang mengakhiri pencalonan independennya pada 23 Agustus.

Meskipun berbagai jajak pendapat nasional merupakan panduan yang berguna terkait seberapa populer seorang kandidat di seluruh negeri itu secara keseluruhan, berbagai jajak pendapat itu belum tentu merupakan cara yang akurat untuk memprediksi hasil pemilu nantinya.

Pasalnya, AS menggunakan sistem electoral college untuk memilih presidennya,
sehingga memenangkan suara terbanyak bisa menjadi kurang penting dibandingkan di mana suara tersebut dimenangkan. Pada tahun 2016, Hillary Clinton meraih suara terbanyak, tetapi dia kalah dalam suara elektoral dibanding Trump. Trump terpilih jadi presiden, bukan Hillary Clinton.

Dalam sistem electoral college, rakya memilih electors (para individu yang dipilih oleh partai politik di setiap negara bagian) untuk mewakili suara rakyat dalam memilih presiden. Jumlah perwakilan atau electors di setiap negara bagian berdasarkan populasi, dan calon presiden yang memenangkan mayoritas suara electors itu yang menjadi presiden.

Ada 50 negara bagian di AS.  Kebanyakan negara bagian hampir selalu memilih partai atau kandidat dari partai yang sama dalam setiap pemilihan. Hanya ada beberapa negara bagian di mana kedua kandidat biasanya memiliki kesempatan yang seimbang untuk menang. Para calon presiden akan bertarung keras di wilayah-wilayah seperti itu untuk bisa menang. Negara-negara bagian itu dikenal sebagai negara bagian kunci atau medan pertempuran (battleground) dalam pemilihan.

Siapa Menang di Sejumlah Negara Bagian yang Jadi Battleground?

BBC melaporkan, sampai saat ini hasil jajak pendapat di tujuh negara bagian sangat ketat, sehingga sulit untuk mengetahui siapa yang benar-benar akan memimpin persaingan. 

Sejumlah jajak pendapat terbaru menunjukkan, perbedaan suara antara kedua kandidat di beberapa negara bagian penting itu kurang dari satu persen. Salah satu di antaranya adalah di Pennsylvania, yang sangat penting karena memiliki jumlah suara elektoral terbesar, sehingga menang di Pennsylvania akan memudahkan pemenang untuk meraih 270 suara elektoral yang diperlukan.

Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin merupakan basis Partai Demokrat sebelum Trump mengubah wilayah itu menjadi basis Partai Republik dalam perjalanannya memenangkan pemilu tahun 2016. Namun, Biden merebut kembali negara-negara tersebut tahun 2020. Jika Harris mampu melakukan hal yang sama tahun ini, dia akan berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilu mendatang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau