Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul di Acara Internasional, Kim Ju Ae Disebut Kuat Jadi Penerus Kim Jong Un

Kompas.com - 21/05/2025, 06:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com – Nama Kim Ju Ae, putri pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, kembali mencuri perhatian setelah kehadirannya dalam sejumlah kegiatan resmi kian intensif.

Terbaru, remaja itu mendampingi sang ayah menghadiri peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Eropa pada 9 Mei 2025, yang digelar di Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang.

Kemunculan Ju Ae dalam acara diplomatik disebut-sebut sebagai langkah awal menuju panggung internasional, dan memunculkan kembali spekulasi bahwa ia tengah dipersiapkan menjadi penerus kekuasaan di negara tertutup tersebut.

Baca juga: Kim Jong Un Awasi Langsung Latihan Perang Tentaranya untuk Dikirim Lawan Ukraina

Muncul sejak 2022, kini makin sering dampingi Kim Jong Un

Ju Ae kali pertama diperkenalkan ke publik pada 2022 saat mendampingi Kim Jong Un dalam peluncuran rudal.

Kini, Kim Ju Ae yang diperkirakan berusia awal belasan tahun, telah tampil bersama ayahnya dalam lebih dari 40 acara resmi.

Laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola negara bahkan menyebutnya sebagai “putri paling dicintai.” Beberapa analis meyakini gelar dan sorotan media negara merupakan indikasi jelas bahwa Ju Ae tengah dibentuk untuk peran lebih besar.

“Ia pada dasarnya memainkan peran sebagai ibu negara Korea Utara,” ujar Cho Han-bum, peneliti senior di Institut Korea untuk Penyatuan Nasional kepada kantor berita Yonhap.

“Mengingat dia telah berpartisipasi dalam lebih dari 40 kegiatan resmi selama dua setengah tahun terakhir dan statusnya yang meningkat baik di dalam negeri maupun internasional, tidak ada lagi keraguan tentang kemajuan proses suksesi Kim Ju Ae,” jelas dia.

Media pemerintah sebelumnya juga pernah menyebut Ju Ae sebagai "orang yang menjalani bimbingan."

Baca juga: Kim Jong Un dan Menhan Rusia Sepakat Tingkatkan Hubungan Militer

Kim Jong Un bahkan menyapanya dengan julukan “Jenderal Bintang Kejora,” istilah simbolik yang sering dipakai dalam retorika politik Korea Utara untuk menggambarkan pemimpin yang sedang naik daun.

Dinasti keluarga jadi kunci suksesi

Meski Korea Utara masih merahasiakan secara resmi siapa yang akan menggantikan Kim Jong Un, sejumlah pengamat menekankan pentingnya garis keturunan dalam sistem politik dinasti tersebut.

“Siapa pun yang akhirnya dipilih untuk menggantikan Kim Jong Un, pastilah seseorang dari garis keturunan Gunung Paektu,” kata Sean King, pakar Asia dan wakil presiden konsultan Park Strategies yang berbasis di New York, dikutip dari Newsweek pada Selasa (20/5/2025).

Untuk tujuan historis dan ideologis, Pyongyang akan berusaha mempertahankan semuanya dalam keluarga.

Pernyataan serupa juga disampaikan oleh anggota parlemen Korea Selatan, Lee Seong-kweun, yang mengutip badan intelijen negaranya.

“Pyongyang mengajari Kim Ju Ae untuk menjadi pewaris sah, yang menunjukkan bahwa dialah penerus yang paling mungkin,” ungkapnya.

Baca juga: Kim Jong Un: AS dan Barat Perluas Cakupan Intervensi Militer secara Global

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau