TEHERAN, KOMPAS.com – Ketegangan di Timur Tengah kian memanas setelah Israel meluncurkan rentetan serangan rudal ke berbagai fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat (13/6/2025).
Serangan ini menewaskan sejumlah pejabat tinggi Iran dan memicu respons balik dari Teheran.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa serangan terhadap Iran akan berlanjut "selama beberapa hari" sesuai kebutuhan. Ia mengklaim, berdasarkan informasi intelijen, Iran telah mendekati “kemajuan absolut” dalam pengembangan program nuklirnya.
Baca juga: Pangeran MBS Wanti-wanti Iran, Israel Akan Seret AS dalam Perang
Lantas, bagaimana awal mula perang Israel-Iran terjadi? Berikut kronologinya dikutip dari kantor berita AFP.
Menurut laporan televisi Pemerintah Iran, situs lain seperti Fordo (atau Fordow) dan Isfahan juga terdampak, meski kerusakannya disebut terbatas.
Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyebut tingkat radiasi di luar fasilitas Natanz tetap stabil dan tidak berubah.
Beberapa tokoh penting militer Iran dikonfirmasi tewas dalam serangan. Di antaranya adalah Kepala Garda Revolusi Hossein Salami dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mohammad Bagheri. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menunjuk pengganti mereka.
Komandan kedirgantaraan Garda Revolusi, Amirali Hajizadeh, yang bertanggung jawab atas pasukan rudal balistik Iran, turut menjadi korban. Sejumlah ilmuwan nuklir juga dilaporkan tewas.
Duta Besar Iran untuk PBB menyebutkan, sedikitnya 78 orang meninggal dan 320 orang lainnya luka-luka dalam gelombang serangan pertama.
Baca juga: Daftar Perwira Militer dan Ilmuwan Iran yang Tewas akibat Serangan Israel
Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa lebih dari 200 target telah dihantam, termasuk fasilitas nuklir dan pangkalan udara.
Meski begitu, Penasihat Keamanan Nasional Netanyahu, Tzachi Hanegbi, menegaskan bahwa saat ini tidak ada rencana untuk membunuh Khamenei atau para pemimpin politik Iran.
Pemerintah Iran membatasi akses internet secara nasional, tetapi menyebut pembatasan itu akan dicabut begitu situasi kembali normal.
Iran merespons cepat dengan meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Israel. Garda Revolusi Iran menyebut serangan ini sebagai “deklarasi perang.”