Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Anak Direktur RS Indonesia di Gaza Saat Israel Tewaskan Ayahnya

Kompas.com - 03/07/2025, 12:55 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber BBC, CBC

GAZA, KOMPAS.com — Serangan udara Israel di Kota Gaza menewaskan Direktur Rumah Sakit Indonesia, dr Marwan Al Sultan, bersama beberapa anggota keluarganya, pada Rabu (2/7/2025).

Salah satu anaknya yang selamat, Lubna Al Sultan, memberikan kesaksian atas peristiwa memilukan tersebut.

Ia menyebut serangan udara yang dilakukan jet tempur F-16 menghantam tepat di kamar ayahnya, sementara seluruh bagian rumah lainnya masih utuh.

Baca juga: Profil Marwan Al-Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza yang Tewas akibat Serangan Israel

“Rudal itu mengenai tepat di tempat ayah saya berada, langsung di kamarnya,” kata Lubna.

“Semua ruangan rumah masih utuh kecuali kamar itu. Ayah saya meninggal di dalamnya,” imbuhnya.

Kepergian dr Al Sultan ini menjadi pukulan berat bagi sektor kesehatan yang nyaris lumpuh total di Jalur Gaza, terutama di wilayah utara yang kini disebut tidak lagi memiliki rumah sakit yang berfungsi, menurut laporan PBB.

“Ini adalah kejahatan keji terhadap para tenaga medis kami,” tulis Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya.

Mereka menggambarkan dr Al Sultan sebagai sosok penuh dedikasi yang bekerja di bawah tekanan luar biasa sepanjang perang.

“Ia adalah simbol ketulusan dan keteguhan dalam melayani rakyat, bahkan di saat-saat paling sulit,” lanjut pernyataan itu.

Marwan Al Sultan bukan anggota militer atau gerakan politik

Atas peristiwa ini, militer Israel mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan “tokoh penting Hamas” di wilayah Kota Gaza.

Mereka menuduh Hamas “secara sistematis melanggar hukum internasional dengan menggunakan infrastruktur sipil dan warga sipil sebagai tameng.”

Israel juga menyatakan sedang meninjau klaim bahwa warga sipil tidak terlibat ikut menjadi korban.

“IDF menyesalkan jatuhnya korban sipil dan berupaya meminimalkan kerugian itu sebisa mungkin,” demikian pernyataan militer Israel.

Menanggapi hal tersebut, Lubna menegaskan bahwa ayahnya bukan anggota gerakan politik atau militer.

“Ia hanya peduli pada para pasien yang dirawatnya selama perang. Tidak lebih dari itu,” ujarnya.

Baca juga: Rumahnya Dibom Israel, Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas Bersama Anak dan Istrinya

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau