Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Putin, Xi Jinping Juga Diancam Trump dengan Bom Beijing jika Lakukan Ini

Kompas.com - 10/07/2025, 09:27 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber CNN, Newsweek

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku pernah mengancam akan mengebom Beijing jika Presiden China Xi Jinping memutuskan untuk menyerang Taiwan.

Pengakuan tersebut terekam dalam audio dari acara penggalangan dana tertutup tahun 2024 yang kini mencuat ke publik, sebagaimana diberitakan CNN, Selasa (8/7/2025).

“Saya bilang, kalau China masuk ke Taiwan, saya akan mengebom habis Beijing,” kata Trump dalam rekaman itu.

Baca juga: China Sebut Presiden Taiwan dalam Posisi Separatis

“Saya bilang, saya tidak punya pilihan, saya harus mengebom kamu,” imbuhnya.

Dalam rekaman audio yang sama, Trump juga mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengebom Moskwa jika berani menyerang Ukraina.

Namun, menurutnya, baik Putin maupun Xi hanya mempercayai ancaman itu sebesar “10 persen saja”, meski Trump menganggap “10 persen itu sudah cukup.”

Pernyataan ini disampaikan Trump sebagai bagian dari kampanyenya untuk merebut kembali jabatan di Gedung Putih.

Ia menekankan bahwa gaya kepemimpinannya yang keras justru mampu mencegah konflik, termasuk yang kini terjadi di Ukraina dan Gaza.

“Kalau saya masih jadi Presiden, tidak akan ada perang di Ukraina, dan tidak akan ada yang terjadi di Gaza,” kata Trump kepada para donor.

Tanggapan China

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC, Liu Pengyu, mengatakan bahwa dirinya “tidak mengetahui situasinya” saat ditanya mengencai ancaman Trump yang tengah menjadi sorotan tersebut.

Menurut kantor berita Newsweek, pemerintah China diduga tengah menyensor pernyataan Trump seputar ancaman pengeboman Beijing.

Baca juga: Taiwan Ajak China Berdialog demi Perdamaian Kawasan

Beijing News, media yang terafiliasi dengan pemerintah, serta situs komentar politik Guancha, memang menayangkan cuplikan rekaman audio dari CNN, tapi keduanya memotong bagian video setelah komentar Trump soal Putin, dan tidak menyertakan bagian mengenai China.

Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyangkal bahwa ada percakapan seperti itu antara Putin dan Trump, setidaknya selama masa jeda antara masa jabatan pertama dan potensial jabatan kedua Trump.

“Lagipula, yang dibicarakan—sejauh saya pahami—adalah periode ketika Trump belum menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat,” kata Peskov.

Beberapa pihak di AS juga meragukan kebenaran cerita Trump.

“Saya mulai menganggap—ini mungkin pandangan khas warga negara—apa yang diucapkan orang di depan para donator kampanye tidak bisa langsung dipercaya, apalagi hal seperti ini,” ujar Rahm Emanuel, mantan duta besar AS untuk Jepang.

Rekaman audio ini muncul hanya beberapa minggu setelah mantan Menteri Pertahanan Trump, Pete Hegseth, memperingatkan bahwa invasi China ke Taiwan—wilayah yang diklaim Beijing sebagai miliknya—bisa terjadi dalam waktu dekat.

AS sendiri merupakan pemasok senjata utama bagi Taiwan. Trump pun menegaskan pada Februari lalu bahwa ia “tidak akan pernah mengomentari serangan pada Taiwan.

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Gedung Putih soal ancaman Trump tersebut kepada China maupun Rusia.

Baca juga: Selat Taiwan Memanas, China Kerahkan 2 Kapal Induk dan Puluhan Kapal

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau