KOMPAS.com - Kapal-kapal dagang yang berlayar di Laut Merah melakukan beberapa "trik" agar selamat dari serangan kelompok Houthi di Yaman.
Trik yang mereka pakai adalah menyiarkan informasi mulai dari kebangsaan, negara, hingga informasi tidak terkait dengan Israel ke dalam situs pemantauan kapal supaya tidak diserang oleh Houthi.
Laut Merah merupakan jalur laut penting untuk pelayaran minyak dan berbagai komoditas ke seluruh dunia.
Baca juga: Houthi Lanjutkan Serangan terhadap Kapal di Laut Merah, Tujuannya Masih Sama
Akan tetapi, lalu lintas pelayaran di perairan tersebut menurun tajam sejak Houthi melancarkan serangan di lepas pantai Yaman sejak November 2023.
Kelompok yang berafiliasi dengan Iran itu mengaku, serangan itu dilancarkan sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina karena Israel menggempur Gaza.
Pada bulan ini, kelompok tersebut menenggelamkan dua kapal, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (13/7/2025).
Pemimpin Houthi, Abdul Malik Al-Houthi, menegaskan bahwa tidak akan ada jalur laut bagi perusahaan mana pun yang mengangkut barang yang terhubung dengan Israel.
Dalam beberapa hari terakhir, semakin banyak kapal yang berlayar melalui Laut Merah bagian selatan dan selat Bab Al-Mandab menambahkan pesan ke profil kapal dalam pelacakan publik AIS yang dapat dilihat ketika mengeklik kapal.
Baca juga: Houthi Kembali Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, 3 Orang Tewas
Pesan-pesan tersebut antara lain menginformasikan soal awak dan manajemen atau menyebutkan adanya penjaga bersenjata di atas kapal.
Pesan-pesan tersebut mereka tulis sebagai "trik" agar tidak diserang oleh Houthi.
Beberapa sumber keamanan maritim mengatakan kepada Reuters, hal ini merupakan tanda meningkatnya keputusasaan untuk menghindari serangan Houthi atau drone mematikan.
Kendati demikian, pesan-pesan tersebut kemungkinan besar tidak akan berpengaruh terhadap Houthi.
"Persiapan intelijen Houthi jauh lebih mendalam dan berwawasan ke depan," kata salah satu sumber.
Baca juga: Houthi Tenggelamkan Kapal di Laut Merah, Keamanan Pelayaran Jadi Sorotan
Analisis pelayaran menunjukkan, kapal-kapal yang diserang dan ditenggelamkan oleh Houthi pada pekan ini sempat singgah di pelabuhan-pelabuhan Israel tahun lalu.
Sumber keamanan maritim mengatakan, meskipun perusahaan pelayaran harus meningkatkan uji tuntas pada setiap hubungan tangensial dengan Israel sebelum berlayar melalui Laut Merah, risiko serangan masih tinggi.
Pada Maret 2024, Houthi menyerang kapal tanker Huang Pu yang dioperasikan China dengan rudal balistik meskipun sebelumnya mengatakan mereka tidak akan menyerang kapal-kapal China, kata Komando Pusat AS.
Houthi juga telah menargetkan kapal-kapal yang berdagang dengan Rusia.
Baca juga: Israel Serang Houthi di 3 Pelabuhan dan Pembangkit Listrik Yaman
"Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, wilayah seperti Laut Merah dan Selat Bab Al-Mandab tetap ditetapkan berisiko tinggi oleh para penjamin," kata pialang asuransi Aon dalam sebuah laporan minggu ini.
"Pemantauan berkelanjutan dan langkah-langkah keamanan adaptif sangat penting bagi operator kapal," sambungnya.
Biaya asuransi pengiriman barang melalui Laut Merah pun telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak serangan baru-baru ini. Beberapa penjamin menghentikan pertanggungan untuk beberapa pelayaran.
"Pelaut adalah tulang punggung perdagangan global, yang menyediakan pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan bagi negara-negara. Mereka seharusnya tidak perlu mempertaruhkan nyawa untuk melakukan pekerjaan mereka," ujar Seafarers' Charity yang berbasis di Inggris minggu ini.
Baca juga: 2 Rudal Houthi Ditembakkan ke Israel Setelah Serangan Udara Tel Aviv ke Yaman
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini