SANAA, KOMPAS.com – Kelompok Houthi di Yaman menyerang kapal Eternity C berbendera Liberia yang dioperasikan oleh perusahaan Yunani saat berlayar di Laut Merah.
Dari 25 awak kapal yang tercebur di laut karena insiden tersebut, enam orang berhasil diselamatkan dan tiga awak dinyatakan tewas, sementara sisanya masih belum ditemukan.
Dilansir dari BBC, Houthi menyerang Eternity C menggunakan granat berpeluncur roket dari kapal kecil hingga kapal kargo berbendera Liberia itu mengalami kerusakan parah.
Baca juga: Israel Serang Houthi di 3 Pelabuhan dan Pembangkit Listrik Yaman
Serangan berlanjut hingga Selasa dan memicu operasi pencarian dan penyelamatan semalam suntuk.
“Enam awak kapal yang terombang-ambing di laut berhasil diselamatkan,” ungkap pejabat dari Operation Aspides, misi maritim Uni Eropa di Laut Merah.
Dari keenam awak yang diselamatkan, lima orang berasal dari Filipina dan satu lainnya dari India.
Pemerintah Filipina turut mengonfirmasi bahwa 21 dari 25 awak kapal adalah warga negaranya.
Sementara itu, seorang awak berkewarganegaraan Rusia dilaporkan mengalami luka parah dan kehilangan salah satu kakinya akibat serangan tersebut.
Pihak keamanan maritim Yunani, Diaplous, mengunggah video penyelamatan lima pelaut yang dikatakan telah lebih dari 24 jam terombang-ambing di laut.
“Kami akan terus melakukan pencarian (awak kapal yang hilang),” ujar Diaplous dalam pernyataan resmi.
Kelompok Houthi mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka menyatakan bahwa Eternity C menjadi target karena kapal tersebut sedang menuju Israel.
Mereka juga mengaku telah membawa sejumlah awak kapal ke lokasi “yang aman”, tanpa merinci lebih lanjut.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yaman menyatakan, banyak awak kapal yang selamat justru diculik.
“Houthi telah menculik banyak awak yang berhasil selamat dan kami menyerukan pembebasan mereka segera,” tulis pernyataan resmi Kedubes AS.
Insiden Eternity C merupakan kapal kedua yang berhasil ditenggelamkan Houthi dalam waktu sepekan.