Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gerbang Neraka" Mulai Padam, Penduduk Cemas Kehilangan Pendapatan

Kompas.com - 06/08/2025, 17:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

ASHGABAT, KOMPAS.com - Kawah gas Darvaza di Turkmenistan, yang selama puluhan tahun dikenal dengan julukan "Gerbang Neraka", kini tak lagi menyala seperti dahulu.

Lubang selebar 70 meter di tengah Gurun Karakum itu dulunya dikenal sebagai lubang api raksasa yang memuntahkan kobaran api dan gas metana ke udara. 

Kini, kawah tersebut lebih menyerupai cekungan hangus dengan hanya beberapa titik api kecil yang tersisa.

Baca juga: Dikenal sebagai Pintu Gerbang Neraka, Inikah Goa Kelahiran Halloween?

Perubahan ini menjadi kekecewaan tersendiri bagi wisatawan yang datang dari jauh untuk menyaksikan keindahan api abadi tersebut.

"Saya sedikit kecewa," kata Irina (35), wisatawan yang menempuh perjalanan lima jam dari ibu kota Ashgabat ke lokasi kawah.

“Di internet, kami melihat foto-foto api yang membara dan mengesankan. Sekarang kami menyadari bahwa itu hanyalah foto dan video lama. Kenyataannya berbeda," ujar Irina kepada AFP.

Baca juga: Misteri “Gerbang Neraka” Turkmenistan yang Membara Selama Beberapa Dekade

"Gerbang Neraka" sengaja dipadamkan

Foto yang diambil pada 28 Juni 2025 menunjukkan kawah gas Darvaza atau yang dijuluki Gerbang Neraka di tengah Gurun Karakum, Turkmenistan.AFP Foto yang diambil pada 28 Juni 2025 menunjukkan kawah gas Darvaza atau yang dijuluki Gerbang Neraka di tengah Gurun Karakum, Turkmenistan.

Pemerintah Turkmenistan memutuskan untuk memadamkan api yang telah menyala sejak 1971 sebagai bagian dari komitmen lingkungan. 

Untuk diketahui, negara di Asia Tengah itu termasuk salah satu penghasil emisi metana terbesar di dunia akibat kebocoran gas, menurut laporan Badan Energi Internasional atau IEA.

Pemadaman api dianggap sebagai langkah penting dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendukung komitmen dalam Perjanjian Metana Global, yang bertujuan menurunkan emisi metana dunia sebesar 30 persen pada 2030.

Mantan Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov, yang kini menyandang gelar "bapak bangsa", sempat memanfaatkan kawah tersebut sebagai objek wisata. 

Namun, pada 2022, ia memerintahkan agar api dipadamkan dengan alasan lingkungan dan ekonomi.

Baca juga: Misteri Kawah Darvaza, Gerbang Neraka yang Apinya Puluhan Tahun Tak Padam

"Kawah ini berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitarnya," ujar Berdymukhamedov kala itu. 

"Sumber daya alam yang berharga sedang hilang, yang ekspornya dapat menghasilkan keuntungan signifikan dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita," tegasnya.

Namun, langkah ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri wisata.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau