KOMPAS.com - Pasukan Amerika Serikat (AS) "menghidupkan" lapangan terbang era Perang Dunia II di sekitar Pangkalan Guam ketika hubungan dengan China semakin menegang.
Di Pulau Tinian, tak jauh dari Guam, Angkatan Udara AS membersihkan vegetasi dan membuka akses jalan di Lapangan Terbang North Field.
Pekerjaan tersebut dilakukan untuk memulai restorasi dua dari empat landasan pacu peninggalan era Perang Dunia II, sebagaimana dilansir Stars and Stripes, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Jepang Sebut Ancaman Militer China, Rusia, dan Korut Terburuk Sejak Perang Dunia II
Komandan Grup Insinyur Sipil Ekspedisi ke-356 Pangkalan Angkatan Udara Andersen, Guam, Kolonel Peter Joo mengatakan, proses pembersihan dilakukan selama setahun terakhir.
"Menggunakan buldoser, ekskavator, hingga truk sampah untuk membersihkan vegetasi yang tumbuh terlalu tinggi," ujar Joo.
Tinian merupakan wilayah AS yang terletak sekitar 190 kilometer di utara Guam. Pekerjaan pembersihan dimulai sejak Januari 2024.
Pejabat militer mengupayakan perpanjangan waktu enam hingga sembilan bulan untuk memperluas area bebas hambatan bagi ujung sayap pesawat setelah pengaspalan ulang dimulai.
Pada 1945, North Field memiliki empat landasan pacu sepanjang 2,6 kilometer yang digunakan pesawat pengebom B-29 Superfortress dalam misi ke Jepang.
Baca juga: Jangan Biarkan Perang Dunia Ketiga Terjadi
Di lokasi ini, pengunjung masih dapat melihat lubang pengisian bom atom Little Boy dan Fat Man yang digunakan di Hiroshima dan Nagasaki.
Menurut Joo, lapangan udara tersebut sudah lama ditumbuhi semak belukar sebelum pembersihan dimulai.
Kurangnya pemeliharaan selama beberapa dekade membuat kondisi lapangan terbang memburuk dari sisi teknis.
Dari empat landasan pacu di lapangan terbang itu, hanya Runway Baker yang masih dapat digunakan untuk pendaratan dasar pesawat C-130.
Meski keempat landasan pacu sudah dibersihkan, tahap pengaspalan ulang hanya akan dilakukan pada dua landasan terlebih dahulu.
Baca juga: Jerman Jinakkan Bom Sisa Perang Dunia II, 20.000 Orang Dievakuasi
Dihidupkannya lapangan terbang era Perang Dunia II tersebut merupakan bagian dari pembangunan sejumlah proyek konstruksi militer berskala besar di Guam dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam proyek tersebut, juga digarap Kamp Blaz yang menjadi markas baru Korps Marinir AS.