Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Digempur Tarif AS, Brasil dan China Jadi Makin Mesra

Kompas.com - 12/08/2025, 15:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping menyampaikan kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva bahwa kedua negara dapat menjadi contoh kemandirian bagi negara-negara berkembang di tengah meningkatnya tantangan perdagangan dan geopolitik.

Pernyataan itu disampaikan Xi dalam pembicaraan telepon dengan Lula pada Selasa (12/8/2025), sebagaimana dilansir AFP

Percakapan tersebut terjadi setelah Brasil dikenakan tarif impor 50 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan jeda 90 hari lagi untuk tarif AS yang sangat tinggi terhadap China.

Baca juga: Sesama Anggota BRICS, China Bantu Brasil Hindari Tarif Trump 50 Persen lewat Kopi

Menurut kantor berita Xinhua, Xi menyebut hubungan China dan Brasil kini berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

"China akan bekerja sama dengan Brasil untuk memberikan contoh persatuan dan kemandirian di antara negara-negara besar di belahan bumi selatan, serta bersama-sama membangun dunia yang lebih adil dan planet yang lebih berkelanjutan," kata Xi.

Dia menambahkan, semua negara harus bersatu dan dengan tegas menentang unilateralisme dan proteksionisme.

Hal tersebut merujuk pada kebijakan tarif tinggi AS yang dipimpin oleh Trump.

Baca juga: Kena Tarif Trump 50 Persen, Presiden Brasil Ogah Negosiasi: Fokus Dalam Negeri

Panggilan telepon antara Xi dan Lula berlangsung sekitar satu jam. Pihak kepresidenan Brasil menyebut, kedua pemimpin membahas beragam isu, termasuk perang di Ukraina dan penanggulangan perubahan iklim.

"Keduanya sepakat tentang peran G20 dan BRICS dalam mempertahankan multilateralisme," tulis pernyataan resmi tersebut.

Selain itu, Xi dan Lula berkomitmen memperluas kerja sama di sektor kesehatan, minyak dan gas, ekonomi digital, serta teknologi satelit.

Pekan lalu, Lula juga mengisyaratkan rencana untuk berbicara dengan para pemimpin India dan China guna mempertimbangkan respons bersama terhadap kebijakan perdagangan AS, termasuk tarif impor.

Baca juga: Bolsonaro Ditangkap, Tensi Politik AS-Brasil Memuncak

Pengaruh China

Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing gencar membangun pengaruh di Amerika Latin untuk menandingi dominasi Washington di kawasan. 

China kini telah menggantikan AS sebagai mitra dagang terbesar Brasil, dan sekitar dua pertiga negara Amerika Latin bergabung dalam inisiatif Belt and Road Initiative (BRI).

Brasil merupakan pengekspor kedelai terbesar ke China, yang menjadi konsumen kedelai terbesar dunia. Komoditas ini penting bagi pasokan pakan ternak dan minyak goreng di negara tersebut.

Trump sebelumnya mendorong China mengubah pola impor kedelai. Melalui unggahan di media sosial pada Minggu (10/8/2025), ia berharap China melipatgandakan pesanan kedelainya untuk membantu menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS.

Lula terakhir kali mengunjungi China pada Mei lalu dalam kunjungan kenegaraan selama lima hari. 

Dalam forum kerja sama Beijing-Amerika Latin, ia menegaskan bahwa kawasan Amerika Latin tidak ingin memulai Perang Dingin baru.

Baca juga: Kena Tarif 50 Persen, Warga Brasil Bakar Patung Trump

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau