KOMPAS.com – Dalam pertemuan di Alaska pada Jumat (15/8/2025), Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan membahas usulan perdamaian terkait perang Ukraina.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan itu, Rusia bersedia melepas sebagian kecil wilayah Ukraina yang saat ini didudukinya.
Sebagai imbalannya, Kyiv diminta menyerahkan sebagian besar wilayah timur yang belum sepenuhnya dikuasai Moskwa, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (17/8/2025).
Baca juga: Usai Pertemuan Trump-Putin, Pemimpin Eropa Geruduk Washington Bareng Zelensky
Pertemuan di Alaska ini menjadi momen pertama seorang Presiden AS bertatap muka dengan Presiden Rusia sejak perang Ukraina pecah pada Februari 2022.
Dalam wawancara dengan Sean Hannity di Fox News, Trump mengaku dia dan Putin telah membahas rencana pertukaran wilayah serta jaminan keamanan bagi Ukraina.
"Saya pikir kita cukup dekat dengan sebuah kesepakatan. Ukraina harus menyetujuinya. Mungkin saja mereka akan berkata 'tidak'," kata Trump.
Meski demikian, Trump mengakui pertemuan tersebut belum menghasilkan gencatan senjata yang sebelumnya ia harapkan.
Trump telah menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Putin kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan sejumlah pemimpin Eropa pada Sabtu (17/8/2025).
Zelensky dijadwalkan bertolak ke Washington pada Senin untuk membicarakan kemungkinan penyelesaian konflik ini dengan Trump.
Baca juga: Putin Bocorkan Pertemuannya dengan Trump kepada Belarus dan Kazakhstan
Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan pemimpin Eropa, AS, dan Ukraina, tawaran Rusia mencakup syarat-syarat yang sulit diterima Kyiv. Salah satunya adalah tukar guling alais tukar wilayah.
Putin disebut menolak gencatan senjata sebelum tercapai kesepakatan komprehensif.
Kyiv diminta menarik pasukan sepenuhnya dari wilayah Donetsk dan Luhansk. Imbalannya, Rusia berjanji membekukan garis depan di wilayah selatan, yakni Kherson dan Zaporizhzhia.
Sebagai konsesi, Rusia siap mengembalikan sebagian kecil wilayah di Sumy dan Kharkiv yang kini didudukinya.
Menurut proyek pemetaan Deep State, area tersebut mencakup sekitar 440 kilometer persegi.
Baca juga: Putin Yakin Tak Ada Perang Ukraina jika Trump Menang Pemilu 2020
Sementara itu, Ukraina masih menguasai sekitar 6.600 kilometer persegi wilayah Donbass, mencakup Donetsk dan Luhansk, yang diklaim Moskwa.