Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdana, Palestina Akan Ikut Ajang Miss Universe

Kompas.com - 19/08/2025, 14:17 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber CNN

BANGKOK, KOMPAS.com – Nadeen Ayoub akan mencatat sejarah baru sebagai perempuan pertama yang mewakili rakyat Palestina di ajang kecantikan Miss Universe.

Organisasi Miss Universe (MUO) dalam pernyataan yang dikirimkan ke CNN pada Minggu (17/8/2024) menyebutkan pihaknya “senang mengonfirmasi” bahwa Ayoub akan tampil di panggung Miss Universe 2025 yang berlangsung pada 21 November mendatang di Bangkok, Thailand.

“Organisasi Miss Universe dengan bangga menyambut delegasi dari seluruh dunia, merayakan keberagaman, pertukaran budaya, dan pemberdayaan perempuan,” tulis MUO.

Baca juga: Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

“Nona Ayoub, seorang advokat dan model berprestasi dari Palestina, mewujudkan ketangguhan dan tekad yang menjadi ciri utama platform kami,” lanjut pernyataan itu.

Ayoub, yang kini berusia 27 tahun, sebelumnya dinobatkan sebagai Miss Palestine 2022, menurut laporan media The National yang berbasis di Abu Dhabi.

Suara Palestina di panggung dunia

Dalam unggahan di akun Instagram pada Kamis (14/8/2024), Ayoub menegaskan bahwa kehadirannya di Miss Universe bukan sekadar kompetisi kecantikan, melainkan sebuah simbol perjuangan rakyat Palestina.

“Saya merasa terhormat mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya, Palestina akan diwakili di Miss Universe,” tulis Ayoub.

“Saat Palestina masih dirundung duka — khususnya di Gaza — saya membawa suara sebuah bangsa yang menolak dibungkam. Saya mewakili setiap perempuan dan anak Palestina, yang kekuatannya perlu dilihat dunia,” lanjutnya.

Ayoub akan bersaing dengan lebih dari 130 finalis dari berbagai negara dan wilayah dalam ajang Miss Universe ke-74.

Perang Israel di Gaza

Para pelayat membawa jenazah warga Palestina, termasuk jurnalis dan seorang petugas medis, yang tewas dalam serangan Israel semalam, menjelang pemakaman massal di luar Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada Senin (11/8/2025). Pada Senin (18/8/2025), Hamas menyetujui proposal mediator Mesir-Qatar untuk gencatan senjata 60 hari dan pembebasan sandera, di tengah kekhawatiran ofensif Israel.AFP/OMAR AL-QATTAA Para pelayat membawa jenazah warga Palestina, termasuk jurnalis dan seorang petugas medis, yang tewas dalam serangan Israel semalam, menjelang pemakaman massal di luar Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada Senin (11/8/2025). Pada Senin (18/8/2025), Hamas menyetujui proposal mediator Mesir-Qatar untuk gencatan senjata 60 hari dan pembebasan sandera, di tengah kekhawatiran ofensif Israel.

Keputusan MUO untuk memasukkan wakil Palestina hadir di tengah meningkatnya kritik internasional terhadap perang Israel di Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sedikitnya 62.004 orang tewas di Jalur Gaza sejak konflik pecah pada Oktober 2023. Baik kementerian maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Di saat yang sama, semakin banyak negara menyuarakan dukungan bagi pengakuan negara Palestina. Lebih dari 145 negara kini tercatat mendukung pengakuan tersebut di level internasional.

Australia, Kanada, Inggris, dan Perancis baru-baru ini menyatakan rencana mereka untuk mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pada September mendatang.

Baca juga: Sejarah Baru Miss Universe 2023, Perempuan Plus-Size Boleh Ikut Serta

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau