Ahli bedah, Jorge Arroyo menguatkan pernyataan ini.
"Ada jenis bedah plastik, seperti untuk anak-anak dengan bibir sumbing atau yang menderita sindrom kelainan bawaan. Anak-anak ini membutuhkan bedah plastik," jelasnya.
Baca juga: Mengaku Jadi Orang Korea Usai Jalani 18 Operasi Plastik, Influencer Oil London Dikecam Netizen
Carlos Arellano masih tak menyangka harus kehilangan putrinya.
Sejak berpisah dengan istrinya saat Nicole berusia empat tahun, ia selalu menjaga komunikasi dengan anaknya ini seiring hak asuh bersama yang dimilikinya dan mantan istrinya.
"Dia adalah anak yang gembira. Ia bahagia dengan tubuhnya, dengan senyumnya, bahagia dengan hidupnya. Sebentar lagi, ia berulang tahun 15 tahun. Semuanya sudah siap untuk pestanya," tutur Arrelano.
"Mimpi lainnya adalah mengunjungi Eropa dan perjalanan itu sudah siap," kata Arellano dalam wawancara dengan dokter Arroyo.
Menurut Arrelano, putrinya sama sekali tidak pernah mengungkapkan keinginannya untuk menjalani operasi plastik.
Baca juga: “Telinga Peri” ala Legolas Kini Jadi Tren Operasi Plastik Baru di China
Nicole disebutnya aktif berolahraga. Pada Maret lalu, ia yang tergabung dengan tim voli sekolahnya menjadi juara dalam turnamen. Namun, pada 11 September, mantan istrinya mengabarkan bahwa putrinya positif Covid-19 dengan mengirimkan hasil tes laboratorium.
Arrelano tidak diperbolehkan menjenguk karena putrinya disebut akan diisolasi untuk menyembuhkan diri di rumah terpencil di pegunungan Durango.
Namun dari informasi yang dikumpulkan, Arrelano mendapati putrinya menjalani operasi plastik yang dikerjakan oleh pasangan mantan istrinya.
Tiga hari kemudian, pada 15 September, Arellano menerima kabar putrinya dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.
Nicole mengalami koma dan harus diintubasi karena mengalami peradangan otak yang parah. "Saya hancur karena tidak tahu mengapa dia seperti itu," kata Arellano.
Baca juga: Kasus Operasi Plastik Korea Selatan, Muncul Dokter Hantu yang Memakan Korban
"Seluruh tubuhnya ditutupi. Ada bantal di sekelilingnya. Semuanya tertutup rapat. Saya merasa aneh, tetapi baru belakangan saya mengetahui semuanya," papar Arellano.
Dia memperhatikan bahwa putrinya mengenakan baju bedah yang tidak ada hubungannya dengan Covid-19 atau peradangan otak yang didiagnosis padanya.
Nicole semakin parah dan akhirnya meninggal pada 20 September. Hingga putrinya meninggal, dokter tidak memberitahu Arrelano tentang operasi plastik yang dilakukan putrinya.
Namun ketika jaksa penuntut umum datang mengajukan otopsi, Arrelano mengaku mulai curiga mengingat anaknya diketahuinya meninggal karena Covid-19. Kendati demikian, ia tetap menolak untuk menyerahkan jenazah anaknya dan mengatur pemakaman.
"Belakangan, saya ragu sehingga memutuskan untuk memeriksanya dan melihat apakah anak saya memiliki implan," kata Arellano.
Pada 21 September, ia menyatakan kesediaannya untuk melakukan otopsi. Menurut Kepala FGED, Sonia Yadira de la Garza, penyelidikan awal menemukan hasil positif Covid-19 yang ditunjukkan Escobedo adalah hasil positif miliki Nicole pada 2022.
Baca juga: Susah Dapat Pekerjaan karena Wajahnya, Pria Ini Jalani Operasi Plastik
Penyelidikan pun berlanjut. Escobedo diselidiki atas tuduhan penyalahgunaan profesi karena ia ikut melakukan operasi tanpa memiliki persiapan atau akreditasi resmi.
Hal ini didapat dari daftar dan catatan operasi Nicole yang menunjukkan Escobedo sebagai "peserta" dalam bidang keperawatan.
Sementara itu, Victor Manuel Rosales yang bertindak sebagai dokter beda menghadapi tuduhan malapraktik. Ia juga menyalahgunakan wewenang dengan menandatangani persetujuan sebagai wali anak tersebut meskipun ia bukan wali.