Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanae Takaichi, Perempuan Besi Kandidat Terkuat PM Wanita Jepang Pertama

Kompas.com - 08/10/2025, 21:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: Tinshui Yeung/BBC News Indonesia

KOMPAS.com - Setelah dua kali gagal, Sanae Takaichi (64) berhasil mewujudkan ambisi lamanya. Dia terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), partai yang berkuasa di Jepang, bertepatan dengan ulang tahun ke-70 partai tersebut pada Sabtu (4/10/2025).

Kemenangan ini menempatkannya sebagai calon perdana menteri perempuan pertama di Jepang.

Sebelumnya, ia bersaing dengan calon-calon lain dari partai konservatif. Figurnya dikenal cukup kontroversial karena pandangannya soal kebijakan terkait perempuan.

Antara lain, penolakan revisi undang-undang agar perempuan tak perlu mengikuti nama keluarga pasangan hingga dorongan pada perempuan untuk menjadi istri dan ibu di tengah turunnya angka pernikahan dan kelahiran di Jepang.

Perspektifnya terhadap ekonomi juga cenderung mengikuti mazhab yang dijalankan mendiang Shinzo Abe.

Kontroversi lainnya soal Takaichi adalah pandangannya yang mendorong rakyat Jepang untuk bekerja bagai kuda.

Baca juga: Turis Spanyol Diterkam Beruang Liar di Desa Wisata Jepang

Dari band metal ke panggung politik global

Lahir di Prefektur Nara pada tahun 1961, latar belakang Takaichi jauh dari panggung politik. Ayahnya adalah seorang pekerja kantoran dan ibunya adalah seorang polisi wanita.

Semula, ia terkenal sebagai pemain drum heavy metal yang andal. Ia bahkan sering membawa banyak stik karena mematahkannya saat bermain dengan intensitas tinggi.

Ia juga memiliki hobi menyelam dan otomotif. Kendaraannya, Toyota Supra, kini dipajang di Museum Nara.

Sebelum akhirnya terjun ke dunia politik, Takaichi pernah menjadi pembawa acara di televisi.

Inspirasi politiknya tumbuh pada 1980-an, di tengah memanasnya friksi perdagangan AS-Jepang. Bertekad untuk memahami pandangan AS terhadap negaranya, ia bekerja di kantor Patricia Schroeder, anggota kongres Demokrat yang dikenal kritis terhadap Jepang.

Baca juga: Sanae Takaichi Akan Jadi PM Wanita Pertama Jepang, Siapa Dia?

Pengalaman ini membuka matanya tentang bagaimana orang Amerika kesulitan membedakan bahasa dan budaya Jepang, China, dan Korea. Ia pun bertekad membuat Jepang dihormati dan dipahami secara global.

"Jika Jepang tidak mampu mempertahankan diri, nasibnya akan selalu bergantung pada opini publik AS yang dangkal," ujarnya.

Ia menjajal pemilihan parlemen pertamanya pada 1992 melalui jalur independen. Hasilnya saat itu, Takaichi kalah.

Halaman:

Terkini Lainnya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Gencatan Senjata Dilanggar, Warga Palestina Tewas dan Hamas Serahkan 3 Jenazah
Global
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Tuduh Rusia dan China Diam-diam Uji Coba Nuklir, Trump Pengin AS Ikutan
Global
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Ketika Andrew Bukan Lagi Pangeran, Sirna Sudah Semua Kemewahan...
Global
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
36.000 Warga Sudan Mengungsi Jalan Kaki 70 Km, El Fasher Diteror Kekejaman RSF
Global
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Sebelumnya Mustahil, Padi Bisa Tumbuh di Inggris karena Perubahan Iklim
Global
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Perampok Museum Louvre Ternyata Penjahat Kelas Teri, Ada Sepasang Kekasih
Global
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Gempa Afghanistan Tewaskan 4 Orang, Puluhan Lainnya Terluka
Global
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Australia-Turkiye Rebutan Tuan Rumah COP31, Albanese Sampai Surati Erdogan
Global
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Trump Tegaskan Belum Akan Kirim Rudal Tomahawk ke Ukraina, Ini Alasannya
Global
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Ibu Negara Perancis Stres Sering Di-bully Mirip Pria, Hidupnya Tertekan
Global
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Apa yang Terjadi di El-Fasher Sudan, Mengapa Ada Pembantaian di Negara Kaya Emas?
Global
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Israel Abaikan Gencatan Senjata, Akan Serang Hizbullah Besar-besaran
Global
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Diusir dari Kediaman Megah ke Pengasingan, Pangeran Andrew Juga Tak Diterima Warlok
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau