Namun, ia tetap mencoba hingga memperoleh kursi setahun setelahnya dan kemudian bergabung dengan LDP pada 1996.
Sejak saat itu, ia terus terpilih sebagai anggota parlemen hingga 10 kali. Kesempatan ini terus dipupuknya untuk membangun reputasi sebagai sosok suara konservatif paling vokal di partainya.
Baca juga: Calon PM Baru Jepang: Antara Wanita Pertama atau Pria Termuda
Perjalanan kariernya berlanjut ketika duduk di pemerintahan, antara lain: menteri keamanan ekonomi, menteri industri dan perdagangan, dan menteri komunikasi dan urusan dalam negeri terlama.
Pada 2021, Takaichi mulai berupaya ikut suksesi kepemimpinan partai. Dalam percobaan pertamanya, ia kalah dari Fumio Kishida.
Pada 2024, ia mencoba lagi dan unggul pada tahap pertama pengambilan suara. Akan tetapi, Shigeru Ishiba yang akhirnya menang.
Tahun ini merupakan percobaan ketiganya dan ia menang. Jika parlemen bersepakat, maka Takaichi akan menjadi perdana menteri perempuan pertama sekaligus yang pertama dari Nara.
"Cita-cita saya menjadi perempuan besi," katanya pada anak-anak sekolah saat berkampanye.
Baca juga: Cerita Taufik, Dagang Asongan Produk Halal Keliling di Jepang
Sejak memilih bergabung dengan partai konservatif, Takaichi menunjukkan dirinya berhaluan konservatif.
Ia tidak berhenti menentang undang-undang yang memungkinkan perempuan yang sudah menikah untuk mempertahankan nama gadis mereka. Alasannya, hal itu merusak tradisi. Takaichi juga menentang pernikahan sesama jenis.
Ia juga aktif menyuarakan agar perempuan menikah dan memiliki anak sesuai tradisi. Apalagi angka pernikahan dan kelahiran menurun drastis di Jepang.
Namun baru-baru ini, ia melunakkan sikapnya. Selama kampanye, ia berjanji biaya pengasuh anak dapat dikurangi dengan mengambil dari porsi pajak. Ia juga mengusulkan potongan pajak korporasi bagi perusahaan yang menyediakan layanan penitipan anak di dalam perusahaan.
Selain itu, ia juga memperluas layanan rumah sakit untuk kesehatan perempuan, memberikan pengakuan yang lebih besar bagi pekerja rumah tangga, dan meningkatkan opsi perawatan bagi lansia. Usulan kebijakan ini muncul berlandaskan pengalamannya.
Baca juga: WNI Ditangkap di Jepang karena Mencuri, KBRI Tokyo Masih Tunggu Info Resmi dari Kepolisian
"Secara pribadi, saya telah melalui masa-masa pengasuhan. Itulah mengapa saya bertekad untuk mengurangi jumlah orang yang terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka karena mengasuh anak," ucap Takaichi.
"Saya ingin menciptakan masyarakat di mana orang tidak perlu mengorbankan karier mereka."
Pandangan kontroversial Takaichi lainnya adalah mengenai etos kerja.