Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanae Takaichi, Perempuan Besi Kandidat Terkuat PM Wanita Jepang Pertama

Kompas.com - 08/10/2025, 21:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Namun, ia tetap mencoba hingga memperoleh kursi setahun setelahnya dan kemudian bergabung dengan LDP pada 1996.

Sejak saat itu, ia terus terpilih sebagai anggota parlemen hingga 10 kali. Kesempatan ini terus dipupuknya untuk membangun reputasi sebagai sosok suara konservatif paling vokal di partainya.

Baca juga: Calon PM Baru Jepang: Antara Wanita Pertama atau Pria Termuda

Perjalanan kariernya berlanjut ketika duduk di pemerintahan, antara lain: menteri keamanan ekonomi, menteri industri dan perdagangan, dan menteri komunikasi dan urusan dalam negeri terlama.

Pada 2021, Takaichi mulai berupaya ikut suksesi kepemimpinan partai. Dalam percobaan pertamanya, ia kalah dari Fumio Kishida.

Pada 2024, ia mencoba lagi dan unggul pada tahap pertama pengambilan suara. Akan tetapi, Shigeru Ishiba yang akhirnya menang.

Tahun ini merupakan percobaan ketiganya dan ia menang. Jika parlemen bersepakat, maka Takaichi akan menjadi perdana menteri perempuan pertama sekaligus yang pertama dari Nara.

"Cita-cita saya menjadi perempuan besi," katanya pada anak-anak sekolah saat berkampanye.

Baca juga: Cerita Taufik, Dagang Asongan Produk Halal Keliling di Jepang

Takaichi dan kontroversinya

Sejak memilih bergabung dengan partai konservatif, Takaichi menunjukkan dirinya berhaluan konservatif.

Ia tidak berhenti menentang undang-undang yang memungkinkan perempuan yang sudah menikah untuk mempertahankan nama gadis mereka. Alasannya, hal itu merusak tradisi. Takaichi juga menentang pernikahan sesama jenis.

Ia juga aktif menyuarakan agar perempuan menikah dan memiliki anak sesuai tradisi. Apalagi angka pernikahan dan kelahiran menurun drastis di Jepang.

Namun baru-baru ini, ia melunakkan sikapnya. Selama kampanye, ia berjanji biaya pengasuh anak dapat dikurangi dengan mengambil dari porsi pajak. Ia juga mengusulkan potongan pajak korporasi bagi perusahaan yang menyediakan layanan penitipan anak di dalam perusahaan.

Selain itu, ia juga memperluas layanan rumah sakit untuk kesehatan perempuan, memberikan pengakuan yang lebih besar bagi pekerja rumah tangga, dan meningkatkan opsi perawatan bagi lansia. Usulan kebijakan ini muncul berlandaskan pengalamannya.

Baca juga: WNI Ditangkap di Jepang karena Mencuri, KBRI Tokyo Masih Tunggu Info Resmi dari Kepolisian

"Secara pribadi, saya telah melalui masa-masa pengasuhan. Itulah mengapa saya bertekad untuk mengurangi jumlah orang yang terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka karena mengasuh anak," ucap Takaichi.

"Saya ingin menciptakan masyarakat di mana orang tidak perlu mengorbankan karier mereka."

Pandangan kontroversial Takaichi lainnya adalah mengenai etos kerja.

Halaman:

Terkini Lainnya
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Petarung Indonesia dan Malaysia Berkelahi Saat Konferensi Pers
Global
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Jamaika Porak-poranda Dihantam Badai Melissa, Terkuat di Dunia dalam 90 Tahun
Global
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Ketika Uni Soviet Mata-matai AS lewat Karya Seni...
Global
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Pelaku Penusukan Massal di Inggris Dituduh 10 Percobaan Pembunuhan
Global
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
PM Jepang Minta Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kasus Lama Puluhan Tahun Lalu
Global
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Xi Jinping Bercanda soal “Mata-mata” Saat Hadiahkan Ponsel China ke Presiden Korsel
Global
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Tetangga RI Terancam Diterjang Topan Kalmaegi, Ribuan Orang Mengungsi
Global
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Selamat dari Tragedi Air India, Ramesh: Saya Orang Paling Beruntung tapi Juga Paling Menderita
Global
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Kronologi Kejatuhan Pangeran Andrew: Dari Favorit Ratu Elizabeth hingga Teman Epstein
Global
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
China Sukses Kembangkan Helikopter Nirawak, Rampungkan Penerbangan Perdana
Global
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Kisah Ibu Selamatkan Putrinya dari Kelompok Penyembah Setan 764
Global
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Masih Bisa Jadi Raja, Pangeran Andrew Tetap Warisi Takhta Inggris meski Gelar Dicopot
Global
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Turkiye Jajaki Dukungan Negara Muslim untuk Tentukan Masa Depan Gaza
Global
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Kenapa Afghanistan Rawan Gempa Bumi? Ini Penjelasannya
Global
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pangkat Militer Pangeran Andrew Juga Dicopot
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau