Dia menyatakan bahwa masyarakat Jepang seharusnya "bekerja bagai kuda".
Baca juga: Ibu Simpan Jasad Putrinya di Freezer 20 Tahun, Kini Ditangkap Polisi Jepang
Pada kesempatan lain, dia menegaskan dirinya akan "kerja, kerja, kerja" untuk mengubah "kecemasan masyarakat mengenai kehidupan mereka dan demi masa depan yang penuh harapan".
Pandangannya itu menuai kritik lantaran dianggap menggelorakan fenomena karoshi di Jepang, yaitu para pegawai yang bekerja hingga meninggal dunia.
Takaichi juga dikenal sebagai murid mendiang Shinzo Abe. Untuk itu, ia berjanji untuk menghidupkan kembali visi ekonomi Abenomics yang mencakup pengeluaran publik yang tinggi dan pinjaman murah.
Hal lainnya yang dianggap kontroversi adalah rutinitasnya mengunjungi Kuil Yasukuni. Kuil tersebut berdiri untuk menghormati korban perang Jepang termasuk pelaku kejahatan perang yang dihukum.
Baca juga: Negara Barat Ramai-ramai Akui Palestina, PM Jepang Bilang Begini
Sejak didirikan pada 1955, LDP telah mendominasi politik Jepang. Belakangan, partai ini kehilangan dukungan di tengah kekecewaan terhadap perekonomian yang lesu, penurunan populasi, dan ketidakpuasan sosial.
Takaichi yang berasal dari sayap kanan LDP diharapkan dapat menarik kembali pemilih konservatif yang telah beralih ke partai Sanseito yang ekstrem kanan.
Sanseito, yang mengusung slogan "Jepang yang Utama", berhasil menarik pemilih konservatif. Ini terlihat dari lonjakan kursi yang awalnya hanya satu menjadi 15 kursi.
Takaichi sendiri mengakui masalah tersebut dalam pidatonya setelah memenangkan putaran pertama pemungutan suara.
"Kami telah menerima kritik yang sangat keras dari pendukung inti kami, pemilih konservatif, dan anggota partai," ujarnya.
"LDP harus berubah demi masa kini dan masa depan Jepang. Kami akan selalu mengutamakan kepentingan nasional dan mengelola negara dengan rasa keseimbangan," lanjutnya.
Parlemen diperkirakan akan mengukuhkan dirinya sebagai perdana menteri pada 15 Oktober.
Baca juga: Jepang Bukan Sekutu Israel, Kenapa Tidak Akui Negara Palestina?
Investor menyambut baik pengumuman kemenangannya dalam pemilihan internal LDP. Saham-saham di sektor real estate, teknologi, dan industri berat merangkak naik, seolah memberikan isyarat optimisme pasar. Namun, di sisi lain, nilai Yen justru mencapai rekor terendah terhadap Euro dan merosot 1,7 persen terhadap dollar AS.
Ekonom Jepang, Jesper Koll, mengatakan kepada BBC bahwa lonjakan pasar pada Senin (6/10/2025) merupakan reaksi spontan terhadap potensi penunjukan Takaichi sebagai perdana menteri.
Meski usulan kebijakannya untuk menstimulasi ekonomi melalui peningkatan belanja pemerintah dapat menguntungkan dunia usaha, hal itu dikhawatirkan dapat semakin melemahkan Yen karena utang Jepang yang membengkak.
Jika resmi dilantik menggantikan Shigeru Ishiba pada akhir bulan ini, Takaichi harus menavigasi hubungan AS-Jepang berkaitan kesepakatan tarif dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Baca juga: Inovasi Jepang: Kucing Jadi Kepala Stasiun, AI Jadi Pemimpin Parpol
Ia juga harus menghadapi ekonomi yang lesu dan rumah tangga yang berjuang melawan biaya hidup tinggi di tengah pertumbuhan upah yang lambat.
Dengan rencana kunjungan Trump ke Jepang akhir bulan ini, Koll mengatakan Takaichi akan sangat ingin menegosiasikan kesepakatan baru dengan presiden AS tersebut untuk menurunkan dolar dan menaikkan yen.
Artikel ini pernah tayang di BBC News Indonesia dengan judul: Sanae Takaichi, 'Perempuan Besi dari Jepang' – Siapa dia?
Baca juga: Mengapa Banyak Perempuan Jepang Berusia di Atas 100 Tahun? Ini Rahasianya
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang