"Kerugian yang muncul dari demo masif adalah kerusakan berbagai fasilitas publik yang nilainya bisa mencapai triliunan rupiah, tetapi kerugian terbesar adalah terhambatnya roda ekonomi dan jatuhnya kredibilitas Indonesia sebagai tujuan investasi dan bisnis," kata Wijayanto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Ia memperingatkan, skenario terburuk apabila tuntutan tidak segera dipenuhi adalah meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.
Sejalan dengan itu, Direktur Eksekutif Center of Economic Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai kerugian ekonomi akan sangat besar bila tuntutan masyarakat diabaikan.
Menurutnya, aktivitas produksi berpotensi terganggu, nilai rupiah bisa melemah, dan harga kebutuhan pokok akan naik.
Selain itu, perusahaan dapat menunda perekrutan pegawai baru karena tingginya ketidakpastian politik.
"Situasi saat ini tanpa ada jalan keluar yang kongkrit memengaruhi penilaian investor dan mitra luar negeri terkait risiko politik," ujarnya saat dihubungi terpisah, Selasa.
Bhima juga menambahkan, kegiatan ekspor berpotensi ikut terdampak karena adanya kenaikan biaya logistik yang dipicu penutupan jalan akibat aksi demonstrasi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini