Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jembatan Pandansimo, Calon Pengerek Pertumbuhan Ekonomi di Selatan DIY

Jembatan ini menghubungkan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Pantai Selatan (Pansela) ruas Congot–Ngremang di Kabupaten Kulon Progo dengan Pandansimo–Samas di Kabupaten Bantul.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan jembatan Pandansimo merupakan salah satu prioritas Kementerian PU dalam meningkatkan konektivitas dan mempercepat distribusi logistik di kawasan selatan Jawa, khususnya DIY.

"Dengan selesainya Jembatan Pandansimo, waktu tempuh antar wilayah akan jauh berkurang, biaya operasional kendaraan lebih efisien, dan akses menuju pusat produksi pertanian, perikanan, serta destinasi wisata akan semakin terbuka lebar," ujar Dody dalam keterangannya, Sabtu (9/8/2025).

Saat ini, Jembatan Pandansimo masih dalam proses Audit Keselamatan Jalan untuk memastikan seluruh elemen jembatan dan jalan penghubungnya memenuhi standar keamanan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas, sehingga dapat digunakan masyarakat dengan aman sebelum dibuka secara resmi.

"Dengan rencana pengoperasian pada September 2025, diharapkan Jembatan Pandansimo dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat," tutur Menteri PU.

Calon Pengerek Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan studi kelayakan tahun 2017, pengoperasian Jembatan Pandansimo diperkirakan mampu mengurangi biaya operasional kendaraan sebesar 13,11 persen atau setara Rp 1,4 triliun per tahun.

Kemudian, menghemat waktu tempuh hingga 20 menit, serta meningkatkan nilai produksi berbagai komoditi wilayah yang dilalui sekitar sebesar 18,6 persen atau sekitar Rp 7,7 miliar per tahun.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DIY, Moch. Iqbal Tamher menambahkan, selain manfaat transportasi, jembatan ini juga akan membuka akses ke lahan pertanian seluas 2.164,10 hektare di Kecamatan Galur.

Selanjutnya, mendukung produksi pertanian sebesar 9.143,2 kuintal sayur dan buah setiap tahunnya.

Serta, meningkatkan produksi perikanan di Kecamatan Srandakan sebesar 13,3 ton per tahun.

"Keberadaan Jembatan Pandansimo diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi, logistik, dan pariwisata di wilayah selatan DIY," tandas Moch. Iqbal.

Membentang Sepanjang 2,3 Km

Lanjut Moch. Iqbal, Jembatan Pandansimo memiliki panjang total penanganan 2.300 meter atau 2,3 km dengan lebar rata-rata 24 meter yang terdiri dari oprit, slab on pile, dan jembatan utama.

"Nilai kontrak proyek ini mencapai Rp 863,7 miliar yang bersumber dari APBN, dengan masa pelaksanaan 579 hari kalender," katanya.

Gunakan Teknologi Konstruksi Modern

Jembatan Pandansimo juga dirancang untuk memperkuat ketahanan wilayah terhadap bencana yang sejalan dengan visi Kementerian PU untuk membangun infrastruktur yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.

"Dari sisi teknis, jembatan ini memanfaatkan teknologi konstruksi modern seperti Corrugated Steel Plate (CSP) yang ringan dan kuat, Lead Rubber Bearing (LRB) sebagai peredam gempa, Mechanically Stabilized Earth Wall (MSE Wall) untuk efisiensi lahan, serta mortar busa untuk mengurangi beban struktur," terang Moch. Iqbal.

"Desain arsitektur jembatan juga mengadopsi elemen budaya lokal seperti motif batik nitik dan bentuk gunungan pada gapura serta lampu jalan, sekaligus memperkuat identitas kawasan," tuntasnya.

https://www.kompas.com/properti/read/2025/08/09/214845421/jembatan-pandansimo-calon-pengerek-pertumbuhan-ekonomi-di-selatan-diy

Bagikan artikel ini melalui
Oke