KOMPAS.com - Suhu udara mulai meningkat akhir-akhir ini. Sehingga, penggunaan air conditioner atau AC menjadi barang yang sangat dibutuhkan di rumah.
Karena udara yang terlalu panas, Anda bahkan membiarkan AC dalam kondisi menyala selama 24 jam sehari tanpa mematikannya.
Meski demi alasan kenyamanan seluruh penghuni rumah, dapatkah Anda menyalakan AC secara terus menerus selama musim kemarau yang ekstrem?
Pada hari yang panas, unit AC rata-rata harus bekerja sekitar 15 menit hingga 20 menit. Setelahnya, suhu dalam ruangan akan mencapai pengaturan yang Anda inginkan.
Jika Anda memiliki AC inverter atau mengaktifkan pendinginan otomatis, barang elektronik ini pun akan mati sendiri.
Baca juga: Tetap Nyalakan AC Saat Musim Hujan! Ini Sederet Manfaatnya
Oleh karena itu, meskipun dibiarkan tetap menyala, AC akan beristirahat.
Ketika suhu udara kembali naik melewati pengaturan yang sudah Anda tetapkan, AC akan menyala kembali, mengulangi siklus pendinginan.
AC model lama mungkin tidak memiliki fungsi ini, sehingga unit tersebut akan terus beroperasi pada output 100 persen.
Hal tersebut justru akan membuat ruangan di rumah akan terasa sangat dingin, bukannya sejuk dan nyaman seperti yang diharapkan.
Pada hari ketika suhu melebihi 30 derajat celcius, sistem AC, termasuk AC inverter, akan terus bekerja. Kabar baiknya ini tidak menjadi masalah tidak berbahaya bagi mesinnya.
Mesin AC memang dirancang untuk bekerja lebih ekstra menghadapi musim panas yang ekstrem.
Kendati demikian, penggunaan AC yang terus menerus akan berpengaruh pada tagihan listrik yang membengkak.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang