Mau Renovasi Rumah Subsidi? Pahami Ketentuannya

KOMPAS.com - Secara umum masyarakat boleh merenovasi rumah subsidi. Kendati demikian, terdapat batasan-batasan yang perlu diperhatikan.

Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah pernah menyampaikan bahwa rumah subsidi boleh direnovasi selama masa kredit pemilikan rumah (KPR) berlangsung.

Namun, sebelum melewati jangka waktu yang ditentukan yakni lima tahun sejak serah terima, renovasi tidak boleh mengubah bangunan utama atau bangunan induk.

"Intinya bangunan utama tidak direnovasi," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Pekerja Migran Disebut Antusias Dapat Kuota Rumah Subsidi

Terutama, jika membongkar total rumah dan langsung melakukan pembangunan besar-besaran sebelum lima tahun masa kredit berjalan.

Lanjut dia, pemilik rumah subsidi hanya boleh menambah ruangan, seperti kamar dan dapur, memasang kanopi untuk garasi, maupun pagar, tanpa mengubah tampilan bangunan induk.

Pasalnya, apabila rumah subsidi dibongkar total dan dibangun besar-besaran, patut diduga pemilik bukan berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Logikanya jika baru saja mendapatkan KPR bersubsidi terus rumah dibongkar habis dan dibangun besar artinya konsumen tersebut tergolong mampu, ada kemungkinan subsidi tidak tepat sasaran," katanya.

Baca juga: Apakah Rumah Subsidi Boleh Dijual Lagi?

Hal tersebut berbeda dengan renovasi, dalam artian menambahkan bangunan seiring peningkatan kesejahteraan pemilik rumah.

"Beda dengan menambah bangunan seiring kesejahteraan meningkat, wajar jika ada penambahan bangunan, bukan merenovasi keseluruhan," tuturnya.

Dia menambahkan, melakukan renovasi kecil seperti menambah kamar dan memasang kanopi dapat dilakukan kapanpun tanpa harus menunggu lima tahun.

(Sumber: Kompas.com | Penulis: Diva Lufiana Putri | Editor: Rizal Setyo Nugroho)