Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genteng Tanah Liat, Solusi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

Kompas.com - 08/07/2025, 15:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah krisis energi dan meningkatnya suhu global, pilihan material bangunan semakin berperan penting dalam menciptakan hunian yang ramah lingkungan. 

Salah satu solusi yang justru datang dari warisan masa lalu adalah penggunaan genteng tanah liat.

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto menyebut genteng tanah liat sebagai bentuk arsitektur tropis yang selaras dengan alam. 

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Genteng Beton

Menurutnya, material ini memiliki kemampuan termal alami yang berkontribusi langsung terhadap efisiensi energi rumah tangga.

"Genteng tanah liat mampu menyerap dan melepaskan panas secara perlahan, menjaga suhu dalam ruang tetap nyaman tanpa mengandalkan AC secara berlebihan," kata Georgius kepada Kompas.com, Selasa (8/7/2025).

Krisis Iklim

Ia menjelaskan, kemampuan ini membuat genteng tanah liat relevan dalam konteks krisis iklim saat ini, karena mampu menekan konsumsi listrik dan mengurangi emisi karbon.

Tak hanya itu, genteng tanah liat juga dinilai efektif dalam mengurangi efek Urban Heat Island, yaitu fenomena memanasnya kawasan perkotaan akibat penggunaan permukaan bangunan yang menyerap panas secara berlebihan.

"Atap genteng tanah liat yang tidak menyilaukan dan bersifat menyerap, bukan memantulkan panas secara agresif, mampu menurunkan suhu sekitar secara signifikan," jelas Georgius.

Baca juga: Benarkah Genteng Tanah Liat Mampu Buat Rumah Lebih Sejuk?

Dari sisi produksi, genteng tanah liat tergolong ramah lingkungan. Ia dibuat dari bahan lokal dan prosesnya tidak membutuhkan energi industri tinggi seperti bahan atap sintetis lainnya.

"Dibandingkan atap logam atau aspal buatan pabrik besar, genteng tanah liat memiliki jejak karbon lebih rendah, dan mudah terurai kembali ke tanah saat tidak lagi dipakai. Tanpa limbah plastik, tanpa residu kimia," ujar Georgius.

Dengan semua keunggulan tersebut, ia menilai penggunaan genteng tanah liat bukan hanya bentuk pelestarian tradisi, tetapi juga kontribusi nyata terhadap masa depan arsitektur yang lebih hijau.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau