JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam dunia konstruksi, pemasangan batu bata secara zig-zag atau berselang-seling sudah menjadi praktik umum.
Kendati demikian, teknik ini digunakan bukan tanpa alasan.
Ahli Konstruksi Davy Sukamta menjelaskan, pemasangan batu bata secara zig-zag berkaitan erat dengan kekuatan struktur dinding yang dibangun.
"Mortar atau adukan semen pasir yang digunakan sebagai pengikat tidak bersifat monolit atau menyatu sempurna dengan batu bata. Hal ini menjadikannya sebagai mata rantai lemah dalam struktur," ujar Davy saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/7/2025).
Baca juga: Kenapa Batu Bata Harus Direndam Sebelum Digunakan? Ini Alasannya
Oleh karena itu, menurut Davy, pemasangan batu bata secara zig-zag menjadi solusi yang efektif.
Dengan metode ini, struktur tidak hanya bergantung pada kekuatan mortar untuk menyebarkan gaya dari atas ke bawah.
"Kalau (batu bata) dipasang zig-zag, kita tidak mengandalkan mortar untuk menyebar gaya, karena sistem ini akan menumpu pasangan di atasnya dengan baik," jelasnya.
Lebih lanjut, Davy menerangkan bahwa dengan teknik zig-zag, satu batu bata akan ditopang oleh dua batu bata di bawahnya, dan demikian seterusnya.
Pola ini membuat gaya tekan dari atas dapat terdistribusi secara merata ke seluruh bagian dinding.
Sebelum dipasang, batu bata merah juga harus direndam.
"Merendam atau membasahi batu bata sebelum dipasang bermanfaat untuk membersihkannya dari kotoran," jelas Davy.
Lanjut pria yang juga Dewan Pembina Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) itu, merendam batu bata dilakukan agar material tersebut jenuh air sehingga tidak menyerap air semen.
Pasalnya, batu bata merupakan bahan bangunan yang memiliki sifat menyerap air dari mortar yang berfungsi merekatkan batu bata.
Sehingga, apabila air telah terserap di batu bata, maka reaksi pengikatan dengan semen tidak dapat berjalan sempurna. Ini menyebabkan kekuatan mortar menjadi turun.
Baca juga: Batu Bata Merah vs Bata Ringan: Mana Lebih Kuat untuk Rumah?
Durasi waktu merendam batu bata juga perlu diperhatikan. Karena batu bata tidak boleh direndam terlalu lama.
"Kalau terlalu lama direndam, malah si batu batanya jadi melemah," kata Davy melanjutkan.
Menurut Buku Saku Petunjuk Konstruksi Bangunan Sederhana 2023 yang disusun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), lama waktu batu bata direndam adalah sekitar 5–10 menit hingga tercapai kondisi yang dikenal dengan istilah jenuh permukaan kering.
Artinya, batu bata sudah cukup menyerap air tetapi permukaannya tidak basah atau meneteskan air lagi. Setelah proses perendaman, batu bata perlu dikeringkan sebentar sebelum dipasang.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini