Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megah dan Modern, Intip Kedutaan Besar Australia di Jakarta

Kompas.com - 22/08/2025, 13:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Arch2O

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjadi salah satu kompleks diplomatik asing yang megah dan modern di Indonesia.

Dirancang oleh firma arsitektur internasional Denton Corker Marshall, bangunan yang berdiri di atas lahan seluas 46.400 meter persegi ini selesai konstruksi pada 2016 dan kini menjadi kantor perwakilan diplomatik terbesar Australia di dunia.

Kompleks ini tidak hanya berfungsi sebagai kantor diplomatik, tetapi juga sebagai representasi budaya, simbol keamanan, serta pusat inovasi dalam keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Sejarah dan Arsitektur Istana Merdeka, Venue Upacara HUT Ke-80 RI

Dilansir dari Arch2O, Jumat (22/8/2025), rancangan arsitekturnya menggabungkan berbagai ekspresi yang bersatu dalam sebuah kesatuan utuh untuk mencerminkan keragaman budaya Australia.

Kompleks ini terdiri dari gedung utama Chancery, kediaman resmi Duta Besar atau Head of Mission (HOM) Residence, 32 unit hunian staf, serta fasilitas medis dan rekreasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh komunitas diplomatik yang tinggal di dalamnya.

Kedutaan Besar Australia di JakartaJohn Gollings Kedutaan Besar Australia di Jakarta

Chancery hingga Hunian Diplomatik

Gedung Chancery menjadi pusat utama dari kompleks Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Bangunan ini dirancang dengan konsep 12 volume kubik atau "billets" yang seolah muncul dari lanskap.

Desain tersebut menghadirkan kesan monumental sekaligus tidak konvensional, sehingga menandai Chancery sebagai bangunan khusus dengan identitas kuat.

Baca juga: Sejarah dan Arsitektur Kapel Sistina, Lokasi Konklaf Pemilihan Paus Baru

Bentuk kubik tersebut terinspirasi dari bentang alam ikonik Australia, seperti Uluru dan Kata Tjuta, meskipun tidak dibuat sebagai tiruan langsung.

Setiap blok Chancery dilapisi dengan logam berbeda, seperti seng, tembaga, kuningan, baja, hingga aluminium.

Seluruh material tersebut berasal dari hasil tambang Australia, sehingga selain menonjolkan kekayaan mineral negara tersebut, juga memperlihatkan keragaman tekstur dan warna.

Permukaan logam diproses dengan teknik debossed untuk menciptakan variasi panel yang memperkaya tampilan.

Hasilnya, bangunan tampak sederhana namun tetap menghadirkan kesan kuat, elegan, dan mudah dikenali.

Baca juga: Arsitektur Barak Militer Modern: Hemat Energi, dan Berkelanjutan

Sementara itu, kediaman resmi Duta Besar atau HOM Residence menampilkan nuansa berbeda dengan pendekatan yang lebih personal dan intim.

Bangunan dua lantai ini dikelilingi lanskap hijau dengan kanopi tanaman merambat yang membentuk gerbang alami di area pintu masuk.

Komposisi bangunan berupa blok-blok saling mengunci yang menghasilkan pola cahaya dan bayangan, menciptakan suasana ramah sekaligus formal.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau