JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar baru bagi jutaan komuter di Jabodetabek yang selama ini frustrasi dengan rute Bogor-Serpong via Parung yang legendaris macetnya.
Kemacetan yang selama ini membuat penglaju "mati rasa" bakal diatasi oleh proyek infrastruktur raksasa: Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung.
Baca juga: Konstruksi Tol Bogor-Serpong via Parung Tuntas 2028
Proyek ini bukan lahir dari inisiatif tunggal, melainkan dari kolaborasi super-group antara BUMN dan swasta, yang menghasilkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS).
Konsorsium ini secara resmi menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada Jumat (03/10), menandai dimulainya era konektivitas baru.
Aliansi yang membentuk PT BSIS mencerminkan komitmen gabungan sektor publik dan swasta dalam membangun infrastruktur strategis.
Para pemegang saham PT BSIS adalah PT Persada Utama Infra (Swasta) sebanyak 52 persen (Mayoritas), dan BUMN yang meliputi PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebanyak 26 persen, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sejumlah 12 persen, dan PT Hutama Karya Infrastruktur 10 persen.
Baca juga: Tol Bogor-Serpong via Parung Rp 12,3 Triliun Dibangun Tanpa APBN
Direktur Utama Jasa Marga, Rivan A. Purwantono, menegaskan bahwa proyek ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam menyediakan infrastruktur yang berkualitas, aman, dan berkelanjutan.
"Tol ini akan menjadi solusi bagi percepatan perjalanan antara dua titik penting, Bogor dan Serpong," cetus Rivan.
Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, secara tegas menyatakan bahwa Tol Bogor–Serpong via Parung memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar mengurangi waktu tempuh.
Baca juga: Diskon Tarif Tol Bakal Diberlakukan saat Libur Nataru 2025/2026
Menurutnya, proyek senilai Rp 12,3 triliun ini adalah bagian dari strategi nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen yang inklusif dan berkelanjutan.
Dody menyebut jalan tol ini sebagai "dinamo pertumbuhan wilayah" yang akan membawa dampak domino positif.
“Kehadirannya akan membuka lapangan kerja baru, memperkuat kelas menengah, dan menurunkan angka kemiskinan. Lebih dari itu, konektivitas yang tercipta akan mempercepat distribusi logistik, menurunkan biaya investasi, dan memperkuat daya saing Indonesia di mata global," tutur Dody.
Jalan Tol Bogor–Serpong (Via Parung) akan menjadi bagian integral dari jaringan vital Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road III (JORR 3).
Baca juga: Tambang Rumpin Ditutup, Menteri PU Jamin Stok Pasir untuk Proyek Tol Aman
Artinya, tol ini akan berfungsi sebagai penghubung utama dengan tol-tol strategis lain seperti Serbaraja, BORR, Depok-Antasari (Desari), dan Sentul Selatan–Karawang Barat, menciptakan super-jaringan yang mengikat seluruh kawasan penyangga ibu kota.
Dengan penandatanganan Perjanjian Penjaminan oleh PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII), kepastian pembangunan proyek ini semakin terjamin.
Kini, mata publik menanti implementasi dari aliansi raksasa ini untuk mengubah kemacetan menjadi momentum pertumbuhan ekonomi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang