Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan MRT Jakarta Naik 6,3 Persen dalam Empat Tahun

Kompas.com - 09/10/2025, 21:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) mencatat kinerja keuangan yang solid sepanjang periode 2020-2024.

"Secara revenue, walaupun waktu covid agak turun, tapi kita masih bisa menunjukkan pertumbuhan pendapatan cukup positif di 6,3 persen," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi PT MRT Jakarta (Perseroda) Risa Olivia dalam Forum Jurnalis di Jakarta Pusat, Rabu (08/10/2025).

Risa menjelaskan, pertumbuhan ini ditopang oleh tiga sumber utama, yakni pendapatan farebox (tiket), non-farebox, serta subsidi dari pemerintah.

Baca juga: Proyek MRT Lebak Bulus-Serpong Incar Pendanaan Swasta

Berdasarkan data perusahaan, pendapatan MRT Jakarta naik dari Rp 1,085 triliun pada 2020 menjadi Rp 1,386 triliun pada 2024.

Kontribusi terbesar terhadap pendapatan berasal dari sektor farebox, yang mencatat pertumbuhan rata-rata 5,4 persen per tahun.

Sementara itu, pendapatan non-farebox yang mencakup sewa area komersial, iklan, dan kerja sama bisnis lainnya juga memberikan kontribusi stabil terhadap total pendapatan.

Di sisi lain, margin EBITDA perusahaan berada di kisaran 35-51 persen sepanjang lima tahun terakhir. Kinerja tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan menjaga profitabilitas operasional di tengah tantangan eksternal.

Selain itu, dukungan subsidi pemerintah tetap berperan penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan kualitas layanan MRT Jakarta.

Subsidi tersebut memastikan agar tarif tetap terjangkau bagi masyarakat sekaligus mempertahankan standar layanan yang tinggi.

Baca juga: MRT Jakarta Bangun Cincin Donat, Jembatan 4 Kuadran di Dukuh Atas

"Meskipun demikian, MRT enggak cuma mengandalkan subsidi, tapi farebox juga memperlihatkan pertumbuhan. Juga non-farebox untuk pendapatan revenue, kita berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan aset-aset yang bisa dioptimalisasi," lanjut Risa.

Aset perusahaan juga terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 12,1 persen per tahun, dari Rp 18,39 triliun pada 2020 menjadi Rp 29,09 triliun pada 2024.

Pertumbuhan ini mencakup pengembangan jalur MRT North–South Fase 2, proyek East–West Line, serta rencana Outer Ring Line.

Ridership MRT Jakarta Lampaui Target

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Indahwati Natangsa Tarigan mengatakan bahwa ridership atau tingkat keterangkutan penumpang telah melampaui target Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.

Baca juga: Perbaikan Stasiun MRT Jakarta Imbas Demo Ricuh Habis Rp 5 Miliar

Rata-rata keterangkutan penumpang MRT Jakarta pada September 2025 menyentuh angka 130.878 orang per hari.

"Kami rasa ini sebetulnya di atas target dari tahun ini yang ditetapkan oleh Pemprov Jakarta. Sebetulnya targetnya di 117.000," ungkap Mega.

Rinciannya, sebanyak 149.459 penumpang pada hari kerja dan 87.521 penumpang pada hari libur.

Peningkatan jumlah penumpang ini juga didukung oleh pemberian promo tiket Rp 1 pada Hari Perhubungan dan Hari Keselamatan Lalu Lintas serta Rp 80 pada Hari Kemerdekaan Indonesia.

Sementara secara keseluruhan, total ridership MRT Jakarta pada Januari-September 2025 mencapai 33.401.047.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau