Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan di Kamp Nazi Tak Pernah Menstruasi, Ahli Ungkap Sebabnya

Kompas.com - 23/09/2022, 08:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korban pembunuhan massal dari kekejaman Nazi selama Perang Dunia II selama ini telah diteliti dalam berbagai studi akademis.

Tapi dari semua aspek kekejaman Nazi, ada satu hal yang tak pernah sepenuhnya diteliti, yaitu mengapa sekitar 98 persen perempuan yang dipenjara di kamp konsentrasi Nazi tidak mengalami menstruasi (amenore) tak lama setelah kedatang mereka di kamp?

Kini, hal yang jarang diselidiki lebih lanjut itu diteliti kembali dalam sebuah studi baru.

Mengutip Medical Xpress, Kamis (22/9/2022) Peggy J. Kleinplatz penulis utama studi dari University of Ottawa menyebut, penghentian tiba-tiba menstruasi pada perempuan Yahudi yang ditawan di kamp Nazi terlalu seragam untuk hanya disebabkan oleh trauma dan kekurangan gizi.

Baca juga: Liontin Korban Kekejaman Nazi Ditemukan di Dekat Kamar Gas di Polandia

Lantas dalam studi barunya yang memadukan bukti sejarah serta kesaksian korban Holocaust, ia mengajukan hipotesis tambahan.

Menurutnya, steroid sintetis telah diberikan kepada tawanan perempuan dalam ransum harian mereka.

Itu dimaksudkan untuk menghentikan siklus menstruasi mereka. Sebagai akibatnya, hal tersebut menganggu kemampuan para tawanan perempuan ini untuk memiliki anak.

"Dalam kekejaman massal mengerikan lainnya dalam sejarah, amenore terjadi secara perlahan dalam kombinasi dengan kelaparan dan trauma selama periode 12 hingga 18 bulan," ungkap Kleinplatz.

Menurutnya apa yang terjadi di kamp Nazi itu tak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh hipotesis baik trauma, malnutrisi, atau keduanya. Saat itu lah Kleinplatz mulai menyelidiki apakah ada upaya yang disengaja untuk menyebabkan para perempuan ini berhenti menstruasi.

Bukti teori kemudian didukung juga dengan wawancara perempuan yang selamat dari Holocaust di seluruh dunia.

Dari tahun 2018 hingga 2021, Kleinplatz melakukan wawancara dengan para penyintas. Pada akhirnya, 93 kesaksian dikumpulkan dari perempuan yang berusia rata-rata 92 tahun atau keturunan mereka yang dapat memberikan riwayat reproduksi lengkap para penyintas.

Para penyintas Holocaust memberi tahu Kleinplatz bahwa mereka curiga ada sesuatu dalam jatah makanan mereka, yang menyebabkan mereka tiba-tiba berhenti menstruasi di kamp.

Seorang wanita yang telah bekerja di dapur di Auschwitz selama berbulan-bulan ketika dia masih remaja, bahkan menggambarkan paket bahan kimia yang dibawa setiap hari di bawah penjagaan bersenjata dan dilarutkan ke dalam sup busuk yang setelahnya diberikan kepada para tawanan perempuan, sehingga mereka tidak menstruasi.

Baca juga: Ditemukan di Kamp Kematian, Tanda Pengenal Anak Ini Ungkap Kekejaman Nazi

Narasi tentang ransum yang tercemar ini dikuatkan oleh temuan dalam laporan tahun 1969, yang menanyai para juru masak di Auschwitz.

Ada dampak jangka panjang bagi para penyintas. Hampir semua wanita yang diwawancarai atau 98% nya tidak dapat mengandung atau melahirkan hingga jumlah anak yang mereka inginkan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau