Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/02/2023, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pada Selasa (31/1/2023), para ilmuwan atom menyetel ulang 'Jam Kiamat'. Banyak yang mungkin bertanya-tanya, tentang jam ini dan apakah berhubungan dengan berakhirnya dunia ini.

Sebenarnya, apa itu jam kiamat?

Para ilmuwan menyetel ulang jam kiamat tersebut dengan menggerakkan jarum jamnya menjadi 90 detik hingga tengah malam, yang kemudian menjadi lebih dekat dari sebelumnya dengan ancaman kehancuran.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (4/12/2023), jam kiamat adalah penunjuk waktu simbolis yang menunjukkan seberapa dekat dunia akan berakhir dan waktu tengah malam menandai titik teoritis dari kehancuran.

Baca juga: Apakah Pandemi Jamur Seperti di The Last of Us Dapat Jadi Kenyataan?

Kehancuran yang dimaksud di sini di antaranya seperti ancaman apokaliptik yang dapat muncul dari ketegangan politik, senjata, teknologi, perubahan iklim atau penyakit seperti pandemi.

Penyetelan ulang Doomsday Clock atau jam kiamat ini, dengan menggerakkan jarum jam menjadi lebih dekat atau lebih jauh dari waktu tengah malam berdasarkan pembacaan para ilmuwan tentang ancaman yang ada pada waktu tertentu.

Bagaimana cara pengaturan jam kiamat?

Sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Chicago, Bulletin of the Atomic Scientists, memperbarui waktu setiap tahun berdasarkan informasi mengenai risiko bencana bagi planet dan umat manusia.

Penentuan waktu pada jam kiamat ini dilakukan oleh dewan ilmuwan dan para pakar teknologi nuklir dan ilmu iklim, termasuk 13 Pemenang Nobel. Mereka mendiskusikan peristiwa di dunia dan menentukan di mana harus meletakkan jarum jam setiap tahunnya.

Baca juga: Apakah Ada Tempat Terburuk untuk Berlindung dari Bom Nuklir?

Halaman:


Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau