Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Pertautan Idiom, Globalisasi, dan Kekuasaan

Kompas.com - 23/09/2024, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Fairul Zabadi

IDIOM (ungkapan idiomatis) sangat kaya dengan pesan moral yang bukan hanya berguna bagi masyarakat, melainkan juga bagi pemegang kuasa-kekuasaan.

Jika makna idiom itu dikaitkan dengan dampak globalisasi, proposisi Nesbit (2000) tentang globalisasi yang menuntut agar berpikir global dan bertindak lokal (think globally-act locally) sangatlah tepat.

Melalui idiom tercermin bahwa manusia/kelompok (tribe) Indonesia memiliki identitas sendiri yang tidak dapat dihilangkan begitu saja.

Kebekuan bentuk membuat makna idiom sangat ditentukan oleh faktor etnografi komunikasi dan dipengaruhi pula oleh konteks situasi dan budaya masyarakat.

Tanpa memahami konteks, mitra tutur dapat gagal memahami makna idiom karena tidak dapat diterjemahkan secara harfiah kata demi kata.

Oleh karena itu, makna yang terkandung di dalam idiom harus dipahami secara komprehensif agar pesan-pesan moral yang ada di dalamnya dapat mengilhami gerak langkah penutur, termasuk pemimpin yang memegang kuasa-kekuasaan, pada masa sekarang dan mendatang. 

Idiom dan karateristik semantis

Ketika menjalankan aktivitas sehari-hari, manusia memiliki perilaku yang beragam dalam berbahasa.

Ada yang menggunakan bahasa secara lugas dan terang-terangan; dan ada pula yang suka menggunakan kata-kata yang halus (kiasaan atau idiom) sehingga dianggap berbelit-belit.

Idiom yang sering juga diidentikkan dengan bahasa figuratif atau metafora memiliki ciri khas yang berbeda dengan bahasa biasa. 

Pertama, dari unsur pembentuknya, idiom memiliki struktur yang hampir beku (frozen), yaitu bentuk yang tidak dapat diubah. Apabila bentuk truktur itu (terpaksa) diubah, ia tidak lagi menjadi kalimat idiom.

Kedua, dari segi makna, idiom memiliki kandungan makna dalam bentuk kias yang kedalamannya sangat ditentukan oleh faktor etnografi komunikasi.

Agar dapat memahami kedalaman makna idiom yang sangat ditentukan oleh konteks situasi dan konteks budaya, diperlukan bukan hanya pengetahuan, melainkan juga ketajaman berpikir.

Oleh kerana itu, idiom disebut  juga sebagai bahasa yang penuh hikmah yang sering digunakan orang bijak ketika melihat fenomena dan peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat.

Ketiga, dari segi manfaat idiom dapat menjadi rambu-rambu (undang- undang kehidupan) sehingga bermanfaat untuk menuntun hidup kearah yang benar.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau