Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Alasan Astronomi, Kenapa Ada 7 Hari dalam Seminggu?

Kompas.com - 21/09/2024, 09:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - "Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu itu nama-nama hari". Anda mungkin cukup akrab dengan lirik lagu anak-anak ini.

Atau jika kurang familiar, lirik lagu Seven yang dinyanyikan Jungkook BTS "Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday, Sunday (a week)" mungkin terdengar lebih akrab.

Kesamaan dua lagu di atas adalah menunjukkan bahwa dalam seminggu ada tujuh hari. Namun, pernahkah terpikirkan, kenapa ya dalam seminggu ada tujuh hari?

Baca juga: Asal-usul Nama-nama Hari dalam Seminggu

Seperti yang kita tahu, waktu sehari didasari oleh rotasi Bumi. Lalu, waktu satu bulan dipengaruhi oleh siklus bulan.

Sedangkan waktu satu tahun didasari lamanya Bumi mengelilingi matahari atau disebut revolusi Bumi.

Akan tetapi, anehnya, waktu seminggu seolah muncul tanpa alasan astronomis yang jelas. Sebenarnya, apa yang mendasari pembagian tujuh hari dalam seminggu ini ya?

Asal-usul tujuh hari dalam seminggu

Dikutip dari Discover Magazine, semua ini berawal dari bangsa Babilonia kuno, yang tinggal di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Irak. 

Bangsa ini adalah pengamat bintang yang ulung dan sangat tertarik dengan perubahan fase bulan.

Berdasarkan perhitungan mereka, bulan membutuhkan waktu sekitar 29,5 hari untuk menyelesaikan satu siklus penuhnya.

Namun, mereka merasa angka 29,5 hari ini terlalu rumit untuk digunakan sehari-hari. Akhirnya bangsa Babilonia membulatkannya menjadi 28 hari dan membaginya menjadi 4 periode.

Dari hal tersebut didapati masing-masing periode tujuh hari.

Baca juga: Kenapa dalam Seminggu Ada 7 Hari?

Meski angka tujuh ini tidak sepenuhnya cocok dengan tahun matahari, yaitu 365,25 hari, tapi masyarakat Babilonia saat itu merasa pembagian ini lebih mudah dikelola.

Selain membagi waktu seminggu ada tujuh hari, bangsa Babilonia kuno juga menambahkan hari-hari kabisat dalam kalender mereka agar tetap sinkron dengan fase bulan yang sebenarnya.

Simbol benda langit

Namun, pembagian tujuh hari dalam seminggu juga didasari hal lain.

Menurut Britanicca, bangsa Babilonia menamai setiap hari berdasarkan benda langit yang mereka kenal. Benda langit yang awalnya menjadi nama hari adalah Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

Halaman:


Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau