Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Baru Ungkap Homo Awal Hidup Bersama Australopithecus di Ethiopia

Kompas.com - 20/08/2025, 08:28 WIB
Wisnubrata

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Penemuan terbaru dari kawasan Ledi-Geraru, wilayah Afar, Ethiopia, memberikan gambaran baru tentang perjalanan panjang evolusi manusia. Para peneliti menemukan fosil gigi yang menunjukkan keberadaan Homo awal sekitar 2,78 hingga 2,59 juta tahun lalu, sekaligus mengungkap spesies baru Australopithecus yang hidup sekitar 2,63 juta tahun lalu.

Penemuan ini menegaskan bahwa sekitar 3 hingga 2 juta tahun lalu merupakan periode krusial dalam sejarah evolusi manusia. Pada masa itulah, genus Homo dan Paranthropus --yang lebih mirip manusia-- pertama kali muncul dalam catatan fosil, sementara nenek moyang mereka yang mirip kera, Australopithecus afarensis (spesies yang terkenal lewat fosil “Lucy”), mulai menghilang.

Baca juga: Lelaki Australopithecus Jauh Lebih Besar dari Perempuannya, Mengapa?

Evolusi Manusia Bukan Garis Lurus

“Dulu kita mengira evolusi manusia itu linear, berjalan lurus dari nenek moyang mirip kera menuju Homo sapiens modern,” jelas Brian Villmoare, peneliti dari University of Nevada Las Vegas.

“Ternyata, manusia justru bercabang ke berbagai arah dan mengisi ceruk ekologi yang berbeda. Pola ini sebenarnya tidak aneh, karena semua pohon kehidupan juga menunjukkan percabangan serupa,” tambahnya.

Menurut Villmoare, alam seperti “bereksperimen dengan berbagai cara menjadi manusia” ketika iklim Afrika Timur semakin kering. Spesies yang lebih mirip kera akhirnya punah, sementara yang mampu beradaptasi bertahan.

Baca juga: Jenis-Jenis Manusia Purba Australopithecus

Fosil Gigi yang Mengubah Peta Evolusi

Tim peneliti menemukan 13 gigi hominin di Ledi-Geraru. Sebagian gigi dipastikan milik genus Homo, tetapi ada juga gigi atas dan bawah yang ternyata berasal dari spesies Australopithecus yang sebelumnya tidak dikenal.

Spesies baru ini berbeda dengan Australopithecus afarensis, yang terakhir kali muncul sekitar 2,95 juta tahun lalu di kawasan Hadar, tak jauh dari lokasi penemuan.

“Keberadaan dua spesies berbeda di tempat yang sama menunjukkan bahwa evolusi manusia lebih menyerupai pohon bercabang daripada garis lurus,” kata Villmoare.

Menariknya, lokasi Ledi-Geraru juga merupakan tempat ditemukannya rahang Homo tertua berusia 2,8 juta tahun pada 2013. Penemuan baru ini memperkuat bukti bahwa garis keturunan Homo sudah sangat tua.

Baca juga: Australopithecus Afarensis, Ibu Manusia dari Afrika

Reproduksi tengkorak Neanderthal (kiri), Homo sapiens (tengah) dan Australopithecus afarensis (kanan) WHPics, Paul Campbell, dan Attie Gerber Reproduksi tengkorak Neanderthal (kiri), Homo sapiens (tengah) dan Australopithecus afarensis (kanan)

Peran Geologi dalam Mengungkap Usia Fosil

Bagaimana para peneliti bisa menentukan usia fosil? Di sinilah peran geologi sangat penting. Menurut Christopher Campisano, ahli geologi dari Arizona State University, wilayah Afar adalah daerah yang aktif secara tektonik dan vulkanik.

“Letusan gunung api di masa lalu meninggalkan lapisan abu yang mengandung kristal feldspar. Kristal ini bisa digunakan untuk menentukan usia erupsi,” jelasnya. Dengan cara ini, para ilmuwan bisa mengetahui kapan fosil-fosil tersebut terperangkap di antara lapisan abu vulkanik.

Ramon Arrowsmith, profesor dari Arizona State University, menambahkan: “Geologi memberi kita kontrol umur. Tanpa penentuan usia yang akurat, kita tidak bisa memahami konteks evolusi manusia.”

Baca juga: Temuan Kera Prasejarah, Ubah Pandangan tentang Evolusi Manusia

Pentingnya Fosil Tambahan

Meski penemuan ini sangat penting, para ahli sepakat bahwa masih banyak yang harus ditemukan. “Kita sudah tahu bentuk gigi dan rahang Homo awal, tetapi hanya itu. Kita butuh lebih banyak fosil untuk benar-benar memahami perbedaan dengan Australopithecus,” kata Villmoare.

Kaye Reed, paleoekolog dari Arizona State University, juga menekankan hal serupa: “Setiap penemuan baru selalu menuntut informasi tambahan. Kita perlu lebih banyak fosil untuk menyusun cerita lengkap tentang apa yang terjadi pada nenek moyang kita jutaan tahun lalu.”

Penemuan di Ethiopia ini menegaskan bahwa evolusi manusia adalah perjalanan penuh cabang, bukan garis lurus. Homo awal dan Australopithecus ternyata hidup berdampingan sekitar 2,5 juta tahun lalu, sebelum akhirnya hanya Homo yang bertahan dan melanjutkan kisah menuju Homo sapiens.

Artikel penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature, menambah satu lagi potongan penting dalam teka-teki besar evolusi manusia.

Baca juga: Apa Spesies Manusia Pertama di Bumi?

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau