KOMPAS.com - Pada Maret lalu, para astronom menangkap sebuah kilatan energi radio yang sangat singkat namun luar biasa kuat. Fenomena ini, yang hanya berlangsung sepersekian detik, kini berhasil dilacak asal-usulnya dengan tingkat ketepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Fast Radio Burst (FRB) adalah kilatan energi radio raksasa yang hanya berlangsung dalam hitungan milidetik. Karena kemunculannya begitu cepat dan jarang terulang, fenomena ini sulit dipelajari. Namun berkat bantuan dua teleskop canggih, tim internasional ilmuwan kini mendapat wawasan baru. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters.
Ledakan FRB terbaru ini terdeteksi oleh teleskop radio Canadian Hydrogen Intensity Mapping Experiment (CHIME) di British Columbia, Kanada. Para ilmuwan menjulukinya “RBFLOAT” (Radio Brightest Flash Of All Time)—atau kilatan radio paling terang sepanjang sejarah.
Menariknya, penamaan ini mengingatkan pada fenomena lain di tahun 2022, ketika para astrofisikawan menemukan letupan sinar gamma terkuat yang pernah tercatat, yang kemudian dijuluki “BOAT” (Brightest Of All Time).
Baca juga: Gelombang Radio Misterius Terdeteksi dari Pusat Galaksi Bima Sakti, Apa itu?
Awalnya, CHIME tidak mampu menunjuk dengan tepat lokasi FRB. Namun, setelah jaringan teleskop tambahan bernama “Outrigger” di Kanada, West Virginia, dan California mulai beroperasi, akurasi pengamatan meningkat drastis. Hasilnya, para astronom berhasil menelusuri sumber ledakan ke tepi sebuah wilayah pembentuk bintang di galaksi spiral NGC 4141, sekitar 130 juta tahun cahaya dari Bumi di rasi Ursa Major.
“Bayangkan kita berada di New York dan ada kunang-kunang yang menyala sepersekian detik di Florida. Menentukan asal FRB sama sulitnya dengan menemukan pohon—bahkan ranting—tempat kunang-kunang itu hinggap,” jelas Shion Andrew, astrofisikawan MIT.
Dengan kata lain, mendeteksi FRB ini setara dengan melihat sebuah koin dari jarak lebih dari 100 kilometer.
Baca juga: Pancaran Radio Misterius di Luar Angkasa, Ilmuwan Melacak di Galaksi Spiral, Apa Itu?
Keberhasilan melacak FRB dengan cepat membuka kesempatan langka: untuk pertama kalinya FRB diamati juga oleh Teleskop Antariksa James Webb (JWST). Para ilmuwan menemukan sinyal inframerah yang berkaitan dengan lokasi FRB tersebut.
Sinyal itu diyakini berasal dari bintang raksasa merah atau bintang masif berusia menengah, yang memberi petunjuk tentang kemungkinan penyebab FRB.
“Resolusi JWST memungkinkan kami melihat bintang-bintang individual di sekitar FRB untuk pertama kalinya,” ungkap Peter Blanchard dari Harvard & Smithsonian. “Ini membuka jalan untuk memahami lingkungan bintang seperti apa yang bisa memicu ledakan kosmik sekuat itu.”
Baca juga: Pancarkan Gelombang Radio, Fenomena Aneh Bintang Paling Misterius
Hingga kini, penyebab pasti FRB masih menjadi teka-teki. Teori utama menyebut FRB terkait dengan magnetar—bintang neutron dengan medan magnet superkuat yang terbentuk setelah ledakan supernova.
Dalam kasus RBFLOAT, bintang raksasa merah atau masif yang terdeteksi kemungkinan bukan sumber langsung ledakan. Namun, bisa jadi ada pasangan tersembunyi, seperti bintang neutron yang menyedot materi dari bintang induknya. Kemungkinan lain, bintang besar di sekitar lokasi sudah lama runtuh menjadi magnetar, dan dialah pemicu ledakan radio tersebut.
“Apakah asosiasi dengan bintang ini nyata atau tidak, kita sudah belajar banyak tentang asal-usul FRB,” kata Blanchard. “Jika bukan sistem bintang ganda, maka kemungkinan besar magnetar tunggal lah penyebabnya.”
Baca juga: Ilmuwan Deteksi Objek Misterius yang Lepaskan Energi Radio Setiap 18 Menit
Meski misterinya belum terpecahkan, pencapaian ini menandai era baru dalam studi FRB.
“Selama bertahun-tahun, kita tahu FRB muncul di seluruh langit, tapi melacak asalnya sangat lambat. Sekarang, kita bisa rutin menghubungkannya dengan galaksi tertentu, bahkan hingga ke ‘lingkungan’ dalam galaksi itu,” ujar Yuxin Dong, astronom dari Northwestern University.
Dengan kemampuan teleskop raksasa seperti CHIME dan JWST, para ilmuwan optimistis misteri ledakan radio tercepat dan paling terang di alam semesta ini akan semakin terkuak.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini