KOMPAS.com – Pelangi selalu menjadi pemandangan indah setelah hujan reda dan matahari kembali bersinar.
Sejak kecil, kita diajarkan bahwa pelangi ssterdiri dari tujuh warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Namun, jika diperhatikan lebih dekat, warnanya kadang terlihat lebih banyak, sementara di lain waktu justru samar dan sulit dihitung.
Hal ini memunculkan pertanyaan, benarkah pelangi hanya memiliki tujuh warna, atau sebenarnya ada lebih dari itu?
Baca juga: Apa Itu Cloud Iridescence? Ini Proses Terjadinya Awan Warna-warni Mirip Pelangi
Untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak fakta ilmiah di balik warna pelangi berikut ini:
Pelangi biasanya muncul setelah hujan reda, ketika sinar matahari mengenai butiran air di udara dan membentuk lengkungan warna indah di langit.
Menurut KBBI, pelangi adalah lengkungan spektrum warna yang terbentuk akibat pembiasan cahaya matahari oleh titik-titik hujan.
Selama ini kita mengenal pelangi dengan tujuh warna utama: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Namun, faktanya pelangi tidak hanya terbatas pada tujuh warna tersebut.
Secara ilmiah, pelangi terdiri dari spektrum warna kontinu, artinya warna-warna di dalamnya saling menyambung tanpa garis pemisah yang jelas. Karena itu, jumlah warna pelangi sebenarnya jauh lebih banyak, bahkan mencapai jutaan gradasi.
Hanya saja, keterbatasan mata manusia membuat kita hanya bisa melihat beberapa warna dominan. Ribuan nuansa lain tersembunyi di antara gradasi yang halus.
Dengan demikian, meskipun pelangi sering disebut memiliki tujuh warna, kenyataannya fenomena alam ini menyimpan kekayaan spektrum yang jauh lebih luas daripada yang bisa ditangkap oleh penglihatan kita.
Baca juga: Mengapa Pelangi Hanya Terdiri dari 7 Warna? Ini Penjelasannya!
Isaac Newton adalah tokoh penting yang menjelaskan pelangi secara ilmiah. Pada tahun 1665, ia melakukan percobaan dengan menggunakan prisma untuk meneliti cahaya.
Dari eksperimen ini, Newton menemukan bahwa cahaya putih sebenarnya bukanlah satu warna murni, melainkan terdiri dari berbagai warna yang dapat diuraikan menjadi sebuah spektrum.
Berdasarkan hasil pengamatannya, Newton kemudian membagi spektrum cahaya tersebut menjadi tujuh warna utama, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Angka tujuh dipilih bukan hanya karena tampak dari eksperimen, melainkan juga karena Newton percaya bahwa angka tersebut memiliki nilai simbolis, yaitu melambangkan kesempurnaan dan keteraturan alam.