Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ma’Nene, Ritual Unik Toraja yang Mengganti Pakaian Jenazah

Kompas.com - 27/08/2025, 13:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya, salah satunya adalah Tradisi Ma’Nene dari masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan. Ritual ini begitu unik karena berkaitan dengan cara masyarakat menghormati leluhur.

Alih-alih sekadar ziarah, keluarga justru mengeluarkan jenazah dari makam, membersihkannya, lalu mengenakan pakaian baru.

Tradisi ini telah berlangsung selama ratusan tahun dan menjadi simbol kasih sayang yang tidak pernah putus antara yang hidup dan yang sudah tiada.

Baca juga: Tongkonan, Rumah Adat Toraja

Mengapa Ma’Nene dilakukan 3 tahun sekali?

Banyak orang bertanya, “mengapa Ma’Nene dilakukan 3 tahun sekali?” Jawabannya terkait erat dengan filosofi, kondisi sosial, hingga pertimbangan biaya.

Menurut Arina Eliana Fitria, dkk dalam Pemaknaan Simbol dalam Tradisi Ma’nene di Daerah Toraja (2024), Ma’Nene biasanya dilaksanakan setelah panen, sehingga menjadi simbol rasa syukur masyarakat kepada Tuhan dan leluhur.

Selain itu, musyawarah adatlah yang menentukan kapan ritual ini dilakukan. Umumnya tiga tahun sekali dipilih karena tradisi ini membutuhkan biaya besar, terutama untuk persiapan pakaian baru, kurban, hingga jamuan bagi tamu.

Faktor lain, tidak semua keluarga Toraja tinggal di kampung halaman, sehingga perlu menunggu waktu tepat agar semua anggota keluarga dapat hadir bersama.

Apa tujuan Ritual Ma’Nene?

Jika ditanya apa tujuan ritual Ma’Nene, maka jawabannya lebih dari sekadar mengganti pakaian jenazah.

Tujuan utamanya adalah menghormati leluhur, menjaga hubungan spiritual antara yang hidup dengan yang sudah meninggal, serta memohon perlindungan dari roh nenek moyang.

Masyarakat Toraja percaya bahwa leluhur yang dihormati akan memberikan berkah, baik dalam bentuk hasil panen yang melimpah maupun perlindungan dari musibah.

Dengan demikian, Ma’Nene tidak hanya bernuansa spiritual, tetapi juga menjadi pengingat bahwa jasa leluhur selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Pacu Jalur, Tradisi Kuantan Singingi yang Viral dan Go Internasional

Makna Tradisi Ma’Nene

Di balik prosesi unik ini, makna Tradisi Ma’Nene sangat dalam. Tradisi ini menegaskan bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan kelanjutan dari ikatan kekeluargaan.

Jenazah yang sudah puluhan tahun dimakamkan tetap dianggap sebagai bagian dari keluarga yang harus dihormati.

Menurut Ahmad Suthami Putra dalam Ritual Ma'nene' di Toraja: Satu Studi Enografi (2024), istilah “Ma’Nene” sendiri berarti “membungkus kembali”.

Dengan mengenakan pakaian baru, masyarakat Toraja menunjukkan kasih sayang, penghormatan, serta harapan bahwa arwah leluhur tetap menjaga mereka.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau