Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Bahan Bakar Minyak: Perjalanan Bensin Menjadi Penggerak Revolusi Otomotif

KOMPAS.com – Bensin menjadi bahan bakar kendaraan berkat perkembangan mesin pembakaran dalam dan inovasi Karl Benz pada akhir abad ke-19, yang mengintegrasikan mesin bensin ke dalam kendaraan.

Awalnya, bensin hanya dianggap sebagai produk sampingan penyulingan minyak bumi dan kerap dibuang. 

Namun, setelah ditemukannya mobil dan berkembangnya mesin yang lebih efisien, bensin berubah menjadi komoditas penting. 

Kehadirannya memicu revolusi industri otomotif dan menjadikannya bahan bakar paling populer di dunia.

Awal penemuan bensin

Pada 1859, Edwin Drake menemukan sumur minyak pertama di Amerika Serikat. Fokus utama saat itu adalah menghasilkan minyak tanah untuk lampu, bukan bensin. 

Bensin bahkan sering dibakar begitu saja di kilang atau diubah menjadi gas untuk penerangan.

Baru pada 1890-an, penemu mobil mulai menyadari nilai bensin sebagai bahan bakar motor. Perubahan besar terjadi pada 1911 ketika penjualan bensin untuk pertama kalinya melampaui minyak tanah. 

Hingga 1920, tercatat sembilan juta kendaraan bertenaga bensin beroperasi di Amerika Serikat, dengan stasiun pengisian bahan bakar mulai bermunculan di berbagai kota.

Memasuki 1940-an, mesin bensin mulai menggunakan sistem injeksi bahan bakar yang membuatnya lebih efisien dan mengurangi emisi. 

Pada 1970-an, isu lingkungan terkait polusi kendaraan bermotor semakin mengemuka, mendorong inovasi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Bensin sebagai bahan bakar utama

Pada abad ke-19, bahan bakar untuk kendaraan masih menggunakan sulingan tar batu bara dan fraksi ringan minyak mentah.

Kemajuan signifikan dimulai pada 5 September 1885 ketika Sylvanus Bowser dari Indiana memproduksi pompa bensin pertama. 

Setahun kemudian, John Froelich memperkenalkan traktor bertenaga bensin pertama di Iowa. Lalu, pada 1895, Charles Duryea memperoleh paten mobil bertenaga bensin pertama di Amerika Serikat.

Perkembangan kilang minyak juga berperan penting. Pada 1913, William Meriam Burton mematenkan proses perengkahan minyak menjadi bensin, meningkatkan produksinya secara signifikan. 

Lalu pada 1923, diperkenalkan bensin etil dengan tambahan tetraetil timbal (TEL) untuk mencegah ketukan mesin.

Inovasi terus berlanjut, tahun 1937, Eugene Houdry menemukan teknik perengkahan katalitik. Pada 1960, Charles Plank dan Edward Rosinski mematenkan katalis zeolit yang membuat produksi bensin lebih efisien. 

Pada 1970-an, bensin tanpa timbal mulai diperkenalkan, dan sejak 1990, Undang-Undang Udara Bersih di Amerika Serikat menghapuskan timbal secara penuh demi mengurangi polusi.

Peran mesin Otto dan Karl Benz

Lompatan besar terjadi pada 1876 ketika Nikolaus August Otto, insinyur Jerman, menciptakan mesin bensin empat langkah atau mesin Otto. 

Inovasi ini menjadi dasar bagi banyak mesin modern, termasuk kendaraan bermotor dan pesawat terbang.

Kemudian pada 1885, Karl Benz menciptakan kendaraan bermotor pertama berbahan bakar bensin yang dikenal sebagai Benz Patent-Motorwagen. 

Kendaraan sederhana ini menandai awal industri mobil modern. Popularitasnya membuat Benz harus memperluas produksi hingga kemudian mendirikan perusahaan Mercedes-Benz, salah satu produsen otomotif paling terkenal di dunia.

Seiring berkembangnya otomotif, permintaan bensin semakin tinggi. Konsumen menuntut performa mesin yang lebih baik, sehingga bahan bakar beroktan tinggi menjadi kebutuhan.

Pada awal 1920-an, bensin mulai dicampur dengan aditif seperti timbal dan etanol untuk meningkatkan kualitasnya.

Referensi: 

  • Badiatul. M., Junaidi A. (2009). 105 Tokoh Penemu & Perintis Dunia. Penerbit Narasi. 

https://www.kompas.com/stori/read/2025/09/06/143128779/sejarah-bahan-bakar-minyak-perjalanan-bensin-menjadi-penggerak-revolusi

Bagikan artikel ini melalui
Oke