Ia menyebut tindakan itu terjadi karena kecewa atas temuan nasi MBG yang dianggap tidak layak.
“Saat saya cek, ternyata nasi sudah keras dan telah dingin. Yang saya kecewa, Kepala dapur SPPB MBG Trienggadeng tidak berada di tempat. Seharusnya kepala dapur harus mengawasi petugas masak,” katanya.
Baca juga: 5 Poin Analisis Sosiolog soal Ramainya Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus
Hasan mengaku baru bertemu Reza saat hendak meninggalkan lokasi.
Di situlah ketegangan terjadi.
“Saya sempat lontarkan kalimat tidak tanggung jawab, sehingga saya sempat tanyakan pada kepala dapur, seharusnya kamu mengawasinya agar nasi MBG itu memenuhi standar. Saat itu, saya menampar dua kali Kepala Dapur SPPB MBG Trienggadeng,” jelasnya.
Baca juga: 124 Korban Keracunan MBG di Lembang, Diduga Usai Santap Bola Ayam dan Tumis Sayur
Beberapa jam setelah kejadian ramai di media sosial, Hasan Basri menyampaikan permohonan maaf melalui video berdurasi 45 detik yang beredar di media sosial.
“Saya Hasan Basri, Wakil Bupati Pidie Jaya. Saya memohon maaf atas kesilapan dan keteledoran saya terhadap perlakuan saya tadi pagi kepada Ananda Reza, menyangkut terjadi pemukulan di SPPG Kampung Sagoe, Kecamatan Trieng Gadeng,” ucap Hasan.
“Dalam hal ini, saya selaku pribadi memohon sangat untuk diperbanyak maaf kepada keluarga dan SPPG yang ada di Kecamatan Trieng Gadeng,” imbuhnya dalam video tersebut.
Sementara itu, Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penyelenggara Program MBG melaporkan tindakan pemukulan itu ke Polres Pidie Jaya.
Wakil Kepala BGN, Sony Sonjaya, menegaskan pihaknya tidak mentoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap petugas di lapangan.
“Program MBG dijalankan dengan semangat kemanusiaan dan gotong royong. Petugas SPPG bekerja di lapangan dengan penuh tanggung jawab sesuai petunjuk teknis. Kekerasan dalam bentuk apa pun terhadap mereka adalah tindakan yang mencederai nilai kemanusiaan dan profesionalisme,” tegas Sony, dikutip Kompas.com, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: 5 Poin Analisis Sosiolog soal Ramainya Pengibaran Bendera One Piece Jelang 17 Agustus
Menurut laporan, kunjungan Hasan ke dapur MBG bersifat mendadak tanpa pemberitahuan resmi.
Situasi yang seharusnya menjadi ajang pembinaan justru berujung pada kekerasan fisik.
Wakil Ketua BGN, Nanik S. Deyang, menambahkan bahwa seluruh petugas SPPG berhak mendapatkan perlindungan hukum.
“Kami sudah mengarahkan tim pemantauan dan pengawasan wilayah untuk mendampingi korban dan memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan,” ujarnya.
BGN memastikan operasional dapur MBG di Gampong Sagoe tetap berjalan normal, dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah.
(Sumber: Kompas.com: Masriadi | Editor: Irfan Maullana, David Oliver Purba)
Baca juga: Fenomena Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Sosiolog: Identitas Populer, Bukan Ancaman Negara
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang