"Dapat menyebabkan penurunan kinerja kognitif, gangguan memori, dan kesulitan untuk fokus pada tugas-tugas," jelas Best.
"Selain itu, melewatkan sarapan juga dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, yang selanjutnya berdampak pada konsentrasi dan fungsi kognitif," tambahnya.
Karena sarapan dilewatkan, seseorang dapat merasakan peningkatan rasa lapar karena penurunan kadar gula darah.
Hal tersebut memicu pelepasan hormon yang memberi sinyal kepada tubuh untuk mencari makanan.
Kondisi seperti itu sering kali mengarah pada keinginan untuk mengkonsumsi makanan bergula atau makanan berkalori tinggi.
Di sisi lain, melewatkan sarapan dapat menyebabkan makan berlebihan di kemudian hari.
Pasalnya, rasa lapar menumpuk dan kondisi ini bisa berkontribusi pada kenaikan berat badan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Angkat Beban Vs Kardio, Manakah yang Cepat Menurunkan Berat Badan?
Seseorang yang melewatkan sarapan juga bisa merasakan mencari makanan ringan yang tidak sehat untuk memuaskan hasrat makan karena rasa lapar yang berlebih.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition mengatakan, orang yang melewatkan sarapan memiliki asupan kalori yang lebih tinggi di kemudian hari dibandingkan mereka yang sarapan.
Di sisi lain, nafsu makan dan mengidam dapat meningkat karena kadar gula darah yang menurun.
Potensi kehilangan serat dan nutrisi dapat terjadi ketika seseorang melewatkan sarapan.
Padahal, serat dan nutrisi diperlukan untuk membantu menjaga sistem pencernaan berfungsi dengan baik.
"Sarapan dapat merangsang produksi enzim pencernaan, yang membantu memecah makanan dan meningkatkan pencernaan," jelas Best.
"Ketika melewatkan sarapan, sistem pencernaan Anda mungkin tidak berfungsi secara efisien, yang menyebabkan masalah seperti kembung, sembelit, dan gangguan pencernaan," lanjutnya.