Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Tegaskan Mpox Bukan Efek Samping Vaksin Covid-19

Kompas.com - 03/09/2024, 16:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril dan mengatakan bahwa Mpox dan Covid-19 adalah dua penyakit yang berbeda. 

Pernyataan ini merespons narasi yang mengeklaim bahwa Mpox atau cacar monyet adalah penyakit yang muncul akibat dari efek samping vaksin Covid-19.

Narasi tersebut banyak beredar di berbagai platform media sosial.

Syahril menegaskan, Mpox telah muncul jauh sebelum kemunculan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dan vaksin Covid-19.

Merujuk data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus Mpox pada manusia pertama kali dilaporkan di Republik Demokratik Kongo pada 1970.

“Sebelum Covid-19 ada, Mpox sudah ada. Mpox dilaporkan ada sejak tahun 1970 dan endemis di Afrika barat dan tengah seperti di Afrika Selatan, Pantai Gading, Kongo, Nigeria, dan Uganda,” ujar Syahril kepada Kompas.com, Rabu (3/8/2024).

Baca juga: 4 Kelompok Risiko Tinggi Ini Dapat Vaksin Mpox, Tak Termasuk Anak-anak


Ia menambahkan, Mpox terus ada di wilayah-wilayah tersebut, meski bersifat sporadis.

WHO pun pernah menyatakan status Mpox sebagai darurat kesehatan global pada 23 Juli 2022.

"Indonesia pun ada satu kasus konfirmasi waktu itu, lalu tahun 2023 berlanjut dan 11 Mei dicabut status kedaruratannya oleh WHO," kata Syahril.

Setelah status kedaruratan sempat dicabut, WHO kembali menyatakan Mpox sebagai darurat kesehatan global pada 14 Agustus 2024, menyusul peningkatan kasus di Afrika Tengah dan Afrika Barat, terutama di Republik Demokratik Kongo.

Selanjutnya, kasus Mpox juga dilaporkan negara-negara lain di luar Afrika.

Melihat sejarah kemunculan Mpox yang sudah ada jauh sebelum pandemi Covid-19, Syahril menegaskan bahwa penyakit itu tidak ada kaitannya dengan efek samping vaksin Covd-19.

“Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,” tegasnya.

Baca juga: Cegah Mpox, Penumpang Pesawat dari Luar Negeri Kini Wajib Mengisi SatuSehat Health Pass

Apa itu Mpox?

Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Mpox (MPXV), spesies dari genus Orthopoxvirus.

Menurutnya, ada dua varian virus MPXV, yaitu Clade I (dengan subclade Ia dan Ib) dan Clade II (dengan subclade IIa dan IIb).

"Clade Ia dan Ib memiliki manifestasi klinis yang lebih berat bila dibandingkan dengan Clade II," ungkap dia.

Pada periode 2022–2023, wabah Mpox global disebabkan oleh strain Clade IIb.

Saat ini, peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara lain disebabkan oleh Clade Ia dan Ib.

Baca juga: Kelompok Orang Paling Rentan Kena Mpox, Anak-anak atau Lansia?

Penularan Mpox melalui kontak langsung

Mpox atau cacar monyet dapat ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung.

Berdasarkan laporan kasus konfirmasi Mpox global, sebagian besar dialami oleh Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL).

Meski demikian, tambah Syahril, kasus Mpox juga dapat dialami kelompok masyarakat di luar LSL, terutama jika memiliki kontak erat dengan seseorang yang terinfeksi.

Kontak langsung yang dapat menjadi media perantara penularan Mpox, meliputi:

  • Berjabat tangan
  • Bergandengan
  • Kontak seksual

Baca juga: 7 Negara yang Laporkan Kasus Mpox Varian Clade Ib, Mana Saja?

Syahril menyampaikan, dalam laporan kasus Mpox di negara-negara di dunia, paling banyak terjadi pada laki-laki, yakni hampir 96 persen.

“Namun, Mpox juga bisa menyerang seluruh orang, termasuk anak-anak kalau dia tinggal bersama orangtua atau asisten rumah tangganya yang positif virus Mpox. Tertular virusnya bisa dari sprei, sarung bantal, handuk dan sebagainya," jelasnya.

Merujuk informasi “Frequently Asked Questions (FAQ) Mpox” yang diterbitkan Kemenkes RI pada 2024, penularan virus Mpox dapat terjadi secara tidak langsung pada benda yang terkontaminasi.

Kontak langsung dapat melalui cairan tubuh seperti cairan, nanah atau darah dari lesi atau ruam kulit orang yang terinfeksi.

Selain itu, ada beberapa orang yang lebih berisiko terkena Mpox, yakni:

  • Orang yang serumah atau memiliki riwayat kontak, termasuk kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi
  • Orang yang melakukan kontak seksual dengan banyak pasangan berisiko tinggi tertular Mpox.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Ekonom Jelaskan Alasan IHSG Anjlok karena Reshuffle Kabinet, Terkait Sri Mulyani?
Tren
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Kena Reshuffle Kabinet Hari Ini, Berikut Karier Budi Arie Setiadi
Tren
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Alasan Menpora Pengganti Dito Ariotedjo Belum Dilantik pada Reshuffle Hari Ini
Tren
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Profil Ferry Juliantono, Menteri Koperasi Baru Pengganti Budi Arie
Tren
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Siapa Mukhtarudin yang Dilantik Prabowo Jadi Menteri P2MI Kabinet Merah Putih?
Tren
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Daftar Nama Menteri yang Dilantik Prabowo Hari Ini
Tren
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa 'Orang Seram'
Ramai Diperbincangkan, Perusahaan di Jepang Punya Layanan Sewa "Orang Seram"
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau