Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Rambut Rontok Mengintai India, Warga Alami Kebotakan dalam Hitungan Hari

Kompas.com - 16/01/2025, 14:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah rambut rontok sedang melanda sejumlah desa di Distrik Buldhana, Maharashtra, India.

Wabah ini ditandai dengan kerontokan rambut secara cepat. Beberapa orang bahkan mengalami kebotakan hanya dalam waktu tiga hari.

Dilansir dari CNBC TV18, Jumat (10/1/2025), sebuah laporan menunjukkan, lebih dari 150 orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa telah mengalami rambut rontok akibat wabah ini.

Sementara, ada 400 orang lainnya dilaporkan menunjukkan gejala.

Warga mengatakan, kondisi ini dimulai dengan perasaan gatal dan diikuti dengan kerontokan rambut secara signifikan.

Baca juga: Pria India yang Dinyatakan Meninggal Hidup Kembali gara-gara Ambulans Lewati Polisi Tidur

Penyebab belum diketahui pasti

Dikutip dari Times of India, Senin (13/1/2025), salah satu faktor yang dianggap sebagai penyebab wabah rambut rontok adalah infeksi jamur, reaksi buruk terhadap bahan kimia, serta air yang terkontaminasi.

Namun, sampai saat ini, asal-usul atau penyebab pasti dari wabah yang melanda sejumlah desa di Buldhana itu belum diketahui.

Pihak berwenang setempat telah membuka penyelidikan atas kemungkinan penyebab wabah rambut rontok tersebut.

Penyelidikan awal terhadap sampel rambut, kulit kepala, dan kukus menemukan bahwa infeksi jamur bukan sebagai penyebab wabah.

Namun, para profesional medis mengingatkan, perlu analisis lebih lanjut untuk mengetahui penyebab wabah secara pasti.

Tak hanya itu, pejabat kesehatan setempat juga menganalisis air tanah di desa-desa yang terdampak wabah.

Baca juga: Ahli Geologi Ungkap India Akan Terbelah Menjadi Dua, Bagaimana Prosesnya?

Laporan baru-baru ini menunjukkan, tidak ada zat berbahaya seperti arsenik atau timbal dalam sampel air yang diuji.

Namun, ditemukan peningkatan kadar nitrat di sejumlah lokasi sumber air, sehingga warga diminta untuk menghindarinya terlebih dahulu hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Dokter spesialis kulit juga telah memeriksa pasien dan mengirim sampel untuk biopsi kulit dalam proses penyelidikan.

Sebuah tim yang terdiri dari ahli mikrobiologi dan dokter kulit independen telah melakukan survei di wilayah terdampak.

Mereka mengambil sampel lebih dari 65 penduduk dan kemudian dikirim ke laboratorium untuk proses penelitian lebih lanjut.

Namun, temuan awal dari penelitian tersebut menunjukkan, tidak ada korelasi antara sampel darah dan rambut rontok.

Pihak berwenang juga saat ini telah mengamankan sampel sampo lokal, minyak rambut, dan sabun sebagai bagian dari proses penyelidikan mengenai kemungkinan penyebabnya.

Baca juga: Pria India Meninggal Usai Telan Anak Ayam Hidup-hidup, Begini Ceritanya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau