Demonstrasi massal tersebut berlangsung damai, dengan masker gas dan bunga menjadi simbol protes.
Aksi tersebut berdampak pada adanya perubahan hukum. Pemerintah membentuk undang-undang yang menjamin udara dan air bersih serta perlindungan spesies yang terancam punah.
Kesuksesan Hari Bumi membuatnya menjadi peringatan tahunan yang dilaksanakan setiap tahunnya di seluruh dunia.
Baca juga: [POPULER TREN] Butuh Teriakan 1 Miliar Orang | Daftar Tersangka Demo Agustus
Protes Mei 1968 menjadi salah satu momen penting dalam sejarah negara Perancis. Namun, menurut sejarawan Richard Vinen, tujuan protes tersebut sulit ditentukan dengan jelas.
"Selama beberapa minggu, negara ini seolah berada di ambang semacam revolusi, meskipun tidak seorang pun benar-benar tahu jenisnya," tulis Vinen.
Protes dimulai dari mahasiswa di Universitas Nanterre, Paris, yang menentang berbagai aturan, termasuk larangan pasangan berbagi tempat tidur, serta menyoroti Perang Vietnam.
Kampus ditutup, dan demonstrasi berlanjut ke Sorbonne, di mana polisi anti huru-hara turun tangan.
Pada 10 Mei, pawai sekitar 40.000 orang berubah menjadi bentrokan dengan polisi dan kerusakan jalanan.
Dukungan publik terhadap mahasiswa mendorong serikat pekerja mengorganisir mogok besar-besaran. Sekitar sepuluh juta pekerja ikut berunjuk rasa menuntut upah lebih tinggi dan kebebasan yang lebih besar.
Presiden Charles de Gaulle sempat meninggalkan negara itu sebelum kembali untuk menyampaikan pidato pada 30 Mei.
Protes mahasiswa akhirnya melemah, dan pemilu 23 Juni memperkuat kekuasaan de Gaulle.
Baca juga: Update KontraS: dari 20 Orang Hilang, 8 Belum Ditemukan Pasca-Demo Agustus 2025
Pawai Garam pada 1930 adalah kampanye pembangkangan tanpa kekerasan yang dipimpin Mohandas Gandhi. Kampanye tersebut dirancang agar ribuan orang bisa menentang kekuasaan Inggris di India.
Pada 12 Maret 1930, Gandhi memulai perjalanan dari Sabarmati Ashram menuju Dandi di pesisir Laut Arab. Ia berencana tiba pada 6 April untuk membuat garam, sebuah kegiatan yang dilarang bagi orang India di bawah kekuasaan Inggris.
Monopoli garam Inggris memberi banyak pendapatan, tetapi memberatkan kaum miskin. Gandhi memulai pawai bersama 78 orang, dan jumlah orang tersebut terus bertambah.
Saat tiba di Dandi, setidaknya 50.000 orang hadir untuk menyaksikan Gandhi merebus air laut dan membuat garam.
Tindakannya diikuti banyak orang, dan perkiraan jutaan orang terlibat dalam pembangkangan serupa. Hingga akhir April, sekitar 60.000 orang telah ditangkap, sementara pihak berwenang menggunakan kekerasan untuk meredam protes.
Gandhi sendiri ditahan pada 5 Mei dan berada di penjara hingga Januari 1931. Setelah dibebaskan, ia diundang untuk berunding dengan Inggris sebagai pihak yang setara dan membuka jalan panjang menuju kemerdekaan India
Baca juga: 17+8 Tuntutan Rakyat: Tetapkan KPI untuk Evaluasi Kinerja Anggota DPR!
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025), di Indonesia sendiri terdapat beberapa demo besar yang juga pernah terjadi.
Salah satunya adalah demo reformasi pada 1998.
Gerakan Reformasi 1998 menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia modern.
Krisis moneter 1997–1998 membuat nilai tukar rupiah jatuh, inflasi melonjak, dan harga kebutuhan pokok meningkat drastis.
Pada 12 Mei 1998, mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi menuntut reformasi yang berujung pada Tragedi Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa.
Gelombang protes terus membesar hingga pertengahan Mei, dengan ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR.
Kerusuhan melanda Jakarta dan kota-kota lain, menelan ratusan korban jiwa dan kerugian materiil yang besar.
Baca juga: 8 Negara Keluarkan Peringatan Perjalanan ke Indonesia Imbas Demo yang Meluas, Mana Saja?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini