KOMPAS.com - Koma adalah kondisi medis serius ketika seseorang kehilangan kesadaran secara total dan tidak dapat merespons rangsangan apa pun dari lingkungan sekitar, termasuk nyeri.
Ketidakmampuan ini mencakup tidak bisa membuka mata atau bergerak, meskipun diberi rangsangan kuat.
Koma sendiri terjadi akibat kerusakan pada otak dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti cedera kepala, stroke, infeksi, tumor, atau masalah metabolik seperti diabetes.
Kondisi koma tersebut bisa terjadi dalam hitungan jam, hari, bulan, bahkan tahun.
Mereka yang bangun dari koma, biasanya memiliki cerita masing-masing soal apa yang dirasakannya selama tidak sadar. Cerita ini juga menyangkut apa saja yang mereka ingat begitu membuka mata.
Baca juga: Kisah Frane Selak Selamat dari 7 Kecelakaan Maut, Dijuluki Manusia Paling Beruntung di Dunia
Berikut ini beberapa kisah pasien yang akhirnya terbangun dari koma:
Dilansir dari Listverse (10/1/2015), seorang pensiunan pembuat roti berusia 60 tahun suatu hari jatuh dalam keadaan koma akibat anemia parah selama tiga hari.
Menurut dokter, peluangnya untuk sadar hanya sekitar 30 persen saja.
Selama koma, istrinya memutar lagu The Rolling Stones, “(I Can’t Get No) Satisfaction” melalui headphone.
Saat Sam akhirnya membuka mata, ia mengatakan bahwa lagu itulah yang memberinya energi baru dan memicu kesadarannya kembali.
Carter mengaku tidak mengingat apa-apa selama koma, dan hanya mendengarkan lagu The Rolling Stones itu saja. Lagu yang memang berarti untuknya semenjak beranjak dewasa.
Baca juga: Dokter di India Tertidur Saat Pasien Alami Pendarahan hingga Meninggal Dunia
Pada awal 2012, Sarah Thomson yang berusia 32 tahun mengalami gumpalan darah di otaknya, yang akhirnya membuatnya koma selama 10 hari.
Ketika terbangun, dia mengira tahun itu adalah 1998. Dia mengira band favoritnya, Spice Girls, masih bersama, dan dia tidak tahu bahwa Michael Jackson telah meninggal.
Lebih jauh, Thomson bahkan tidak mengenali anak-anak atau suaminya.
Diketahui, pada tahun 1998, Thomson masih berusia 19 tahun, baru saja melahirkan anak laki-lakinya yang pertama, dan masih bersama mantan suaminya.
Jadi, ketika anak-anaknya masuk saat ia terbangun dari koma, ia mengira anak sulungnya masih bayi. Padahal, sudah berusia 14 tahun.
Di luar rumah sakit, Sarah bertingkah seperti remaja. Dia sering marah-marah dan memberontak.
Dia mendengarkan musik rock keras dan mewarnai rambutnya dengan warna-warna mencolok. Dia mengatakan butuh waktu, hanya tengah menyesuaikan diri kembali dengan hidupnya.
Ajaibnya, ia berhasil jatuh cinta lagi pada suami keduanya.
Baca juga: Kisah Malang Seorang Pasien Gagal Ginjal di India, Meninggal Saat Cuci Darah karena Listrik Padam
Tumbuh di Australia, Ben McMahon pernah belajar bahasa Perancis dan Mandarin, tetapi tidak pernah fasih dalam keduanya.
Pada tahun 2012, dia mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya koma selama seminggu. Dokter mengatakan, peluangnya sangat kecil untuk selamat.
Tapi ben mengalahkan peluang dan bangun. Tetapi anehnya, ia hanya bisa berbicara Mandarin dan tidak bisa berbicara bahasa Inggris. Ia bahkan juga bisa menulis dalam Mandarin.
Lambat laun, Ben kembali bisa berbicara bahasa Inggris tetapi tidak kehilangan kemampuan berbicara Mandarinnya.
Perubahan kemampuan bahasa juga dialami Sandra Ralic dari Kroasia. Remaja yang koma selama 24 jam itu terbangun dengan hanya bisa berbahasa Jerman.
Sedangkan Michael Boatwright dari Amerika, terbangun dari koma dan tiba-tiba berbicara dalam bahasa Swedia, mengenalkan dirinya sebagai Johan Ek.
Fenomena ini bukan penemuan bahasa baru, melainkan gangguan dalam bahasa pertama, sementara bahasa kedua yang tersimpan “terbit” kembali.
Baca juga: Dinyatakan Meninggal oleh Dokter, Pasien Kanker di India Hidup Kembali
Fred Hersch adalah pianis jazz kontemporer yang terkenal, yang pindah ke New York pada tahun 1977 saat berusia 21 tahun.
Pada awal tahun 1990-an, Hersch mengumumkan telah didiagnosis mengidap AIDS.
Pada tahun 2008, penyakit tersebut merusak kesehatannya, dan ia menderita demensia HIV, tetapi berhasil pulih dari kondisi tersebut.
Kemudian, pada bulan Juni, kadar oksigen darahnya turun drastis, dan ia mengalami syok septik. Seiring dengan kegagalan organ-organ tubuhnya, Hersch jatuh ke dalam koma selama 2 bulan.
Setelah terbangun dari koma, ia harus menggunakan selang makan selama delapan bulan. Sepuluh bulan di tempat tidur benar-benar merusak tubuhnya dan fungsi motoriknya.
Selama setahun berikutnya, Hersch bekerja keras dalam terapi fisiknya dan terus berlatih piano. Menariknya, piano membantunya pulih.
Para peneliti tertarik kasus ini karena Hersch mengingat delapan mimpi dari komanya dan menulis konser berdurasi 90 menit berjudul “My Coma Dreams” berdasarkan apa yang ia ingat.
Baca juga: Dokter India Angkat 8.125 Batu Empedu dari Pria 70 Tahun, Kok Bisa?
Dilansir dari LadBible (21/4/2024), Martin Pistorius yang lahir tahun 1975 di Afrika Selatan, mengalami kondisi serupa koma sejak umur 12 tahun akibat dugaan Cryptococcal meningitis dan tuberkulosis otak.
Ia masuk dalam keadaan vegetatif selama sekitar 3–4 tahun, lalu perlahan sadar tapi tetap paralis, dan hanya mampu menggerakkan bagian mata.
Selama di rumah dan panti jompo, Martin sepenuhnya sadar, tetapi tidak bisa berkomunikasi.
Ia hanya mendengar dan “melihat” dunia tanpa bisa mengekspresikan dirinya.
Seorang pengasuh, Virna van der Walt, menyadari reaksi menggunakan mata yang ia buat dan menyarankan orangtuanya menghubungi pusat bantuan komunikasi.
Setelah dikonfirmasi sadar, orangtuanya membelikannya alat komunikasi komputer dengan sistem pengubah teks ke suara.
Perlahan Martin belajar bicara dan mengendalikan bagian tubuhnya kembali. Ia melanjutkan kuliah, menjadi web developer, menikah, dan memiliki anak. Ia menulis otobiografi berjudul Ghost Boy.
Dalam pengakuannya kepada media, Martin menyatakan, “Aku seperti hantu… bisa mendengar dan melihat segalanya, tapi rasanya aku tak ada.”
Baca juga: Sakit Perut, Pemuda India Operasi Dirinya Sendiri Berbekal YouTube, Berakhir Suka atau Duka?
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini