Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Eks Petinggi BIN: Munir Dibunuh dalam Operasi Intelijen, Ada Aliran Dana

Kompas.com - 07/09/2025, 07:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Sosok Budi Santoso jarang disebut ketika kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib mencuat.

Munir meninggal setelah diracun arsenik dalam perjalanan menggunakan pesawat dari Jakarta menuju Belanda pada 7 September 2004.

Dalam kasus ini, Budi dikaitkan dengan eks Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2001-2005 Muchdi Pr dan mantan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto.

Muchdi pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana dan menjalani persidangan.

Namun, ia dinyatakan tidak bersalah dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 31 Desember 2008.

Sementara itu, Polly dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti melakukan pembunuhan berencana serta memalsukan surat.

Ia kemudian mendapat pembebasan bersyarat pada 2018 sebelum meninggal akibat Covid-19 pada 2020.

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (18/10/2020), hakim menyebut bahwa Munir mengalami keracunan setelah menyantap mi goreng yang mengandung arsenik dalam penerbangan Jakarta-Singapura.

Baca juga: Catatan September Hitam Indonesia: Tragedi 1965, Kematian Munir, hingga 17+8 Tuntutan Rakyat

Siapa Budi Santoso?

Merujuk pemberitaan Kompas.com, Kamis (6/11/2008), Budi adalah Direktur Perencanaan dan Pengendalian Operasi (Direktur V.1) BIN.

Budi sempat memberikan kesaksian dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibacakan jaksa di PN Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2008).

Menurutnya, kematian Munir adalah hasil kegiatan intelijen, namun direktorat yang dipimpinnya tidak melakukan operasi ini.

Budi mengungkap beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kematian Munir adalah hasil kegiatan intelijen.

Pertama, ada surat rekomendasi yang dialamatkan kepada Indra Setiawan selaku Direktur Garuda Indonesia.

Baca juga: Tanda Keracunan Arsenik yang Membunuh Munir di Udara 20 Tahun Lalu

Surat tersebut berisi permintaan supaya Polly diperbantukan pada corporate secretary.

Budi juga menunjukkan bukti lain bahwa Polly dan Muchdi pernah mengadakan pertemuan.

Di sisi lain, ada pula aliran dana kepada Polly atas perintah Muchdi.

Budi menambahkan, Polly sebenarnya adalah anggota jejaring non-organik BIN yang direkrut Muchdi.

“Yang merekrut Polly adalah Muchdi. Kapan direkrutnya saya tidak tahu. Tapi saya ketemu dia (Polly) di ruang Muchdi saat memberikan uang 10 juta. Orang yang berwenang memberi tugas ke Polly adalah agen handler-nya yaitu Muchdi,” ujar Budi.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Aktivis Munir yang Diusut Kembali oleh Komnas HAM

Munir tak perlu dijadikan target operasi BIN

Budi juga mengatakan, Munir sebenarnya tidak perlu dijadikan target operasi BIN.

Meski begitu, Munir vokal dalam mengkritis kasus-kasus pelanggaran HAM yang membuat beberapa pihak merasa terusik.

“Menurut saya, aktivitas Munir bisa mengganggu kenyamanan orang-orang yang terlibat di dalamnya,” ungkap Budi.

“Sebenarnya, Munir tidak perlu dijadikan target operasi, tapi tergantung masing-masing individu yang terganggu kepentingannya karena aktivitas Munir,” tambahnya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Aktivis HAM Munir Lahir 8 Desember 1965

Peran Budi Santoso

Dalam kasus Munir, Budi memiliki peran sebagai penghubung antara Muchdi dengan Polly.

Berdasarkan BAP tanggal 9 Oktober 2007 yang dibacakan jaksa di PN Jakarta Pusat, Budi mengaku pertama kali didatangi oleh Polly di ruang kerjanya di kantor BIN pada pertengahan 2004.

Kepada Budi, Polly menyebut dirinya sebagai pilot dan mempunyai hubungan dengan Muchdi.

Polly juga meminta Budi supaya mengoreksi surat penugasan di Garuda Indonesia.

Budi menyampaikan, surat yang ia terima sudah diketik rapi dan dikonsep sendiri oleh Polly.

Ia melihat surat tersebut menggunakan bahasa yang tidak lazim berlaku dalam institusi BIN.

Namun, terdapat kolom untuk tanda tangan atas nama Wakil Kepala BIN As'ad.

Budi menambahkan, ia juga sering mendapat panggilan telepon dari Polly untuk menanyakan keberadaan Muchdi.

Pada September 2004, Polly menelepon Budi sebanyak 15 kali hanya untuk menanyakan keberadaan Muchdi.

Polly bahkan menelepon Budi pada 7 September 2004 saat Munir meninggal, tepatnya pada pukul 10.00 WIB dan 15.00 WIB.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Menuju Kedaluwarsa Kasus Kematian Munir

Aliran dana dari Muchdi Pr ke Pollycarpus

Dalam BAP-nya, Budi Santoso juga mengatakan bahwa ia pernah diperintah oleh Muchdi untuk membawakan uang sebesar Rp 10 juta ke ruang kerjanya pada 14 Juni 2004.

Saat tiba di ruang kerja Muchdi, ternyata Poll sudah menunggu.

Setelah Polly sering diperiksa polisi terkait kasus kematian Munir, Muchdi pernah meminta Budi untuk menyerahkan uang sebesar Rp 4 juta kepada Polly.

“Tetapi saksi tidak mengetahui kegunaan uang itu," kata jaksa.

Budi menyampaikan bahwa Polly tidak memiliki jabatan struktural di BIN, tetapi menjadi jaringan di badan intelijen ini.

Selain itu, penugasan yang diberikan kepada Polly merupakan referensi dari Muchdi.

Baca juga: Sebelum Akun Twitternya Hilang, Bjorka Ungkap soal Kasus Munir

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Kenapa Pejabat RI Sulit Mundur Meski Didesak Publik? Ini Penjelasan Sosiolog
Tren
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Kata Media Asing soal Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru, Singgung MBG dan Perlambatan Ekonomi
Tren
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Kronologi Mahasiswa Indonesia di Belanda Meninggal Saat Dampingi Kunjungan Kerja Pejabat
Tren
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau