KOMPAS.com - Jembatan Huajiang Grand Canyon di Provinsi Guizhou, China, menyandang predikat sebagai jembatan tertinggi di dunia, dengan dek berada di ketinggian 625 meter di atas ngarai.
Keberadaan jembatan ini kini menjadi sorotan, bukan hanya karena rekor yang dipecahkan, tetapi juga karena proses uji ketahanannya yang tergolong ekstrem.
Jembatan sepanjang 2.900 meter ini akan menghubungkan wilayah Liuzhi dan Anlong, sekaligus memangkas waktu tempuh perjalanan dari 5 jam menjadi hanya 1 jam.
Baca juga: Fenomena Air Laut “Terpisah” di Jembatan Suramadu, Benarkah Membuat Ikan di Madura Lebih Enak?
Chila dilaporkan telah melakukan uji coba jembatan tertinggi di dunia pada 21–25 Agustus 2025.
Dilansir dari NDTV (26/8/2025), tak mau proyeknya gagal dan membahayakan warga, Pemerintah China dengan serius melakukan uji ketahanan jembatan dengan mendatangkan 96 truk berat.
Sebanyak 3.360 ton beban ditempatkan di jembatan sepanjang 2.900 meter itu untuk menilai kekuatan dan stabilitasnya.
Lebih dari 400 sensor dipasang pada bentang utama, menara, kabel, dan suspensi guna mendeteksi pergeseran sekecil apa pun.
Dilansir dari NewsWeek, tim teknisi pada 25 Agustus 2025 menggelar uji beban dinamis menggunakan 16 truk seberat 30 ton untuk memastikan kekuatan struktur di bawah lalu lintas berat.
Baca juga: Warga Italia Tolak Proyek Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia, Kenapa?
Sensor canggih dipasang di seluruh jembatan untuk memantau getaran, tegangan, dan kelenturan selama pengujian.
Proyek ini digarap lebih cepat dari jadwal meski menghadapi tantangan berat, seperti suhu ekstrem saat pengecoran beton, lereng curam, dan angin kencang.
Hasilnya, para insinyur menyatakan kekuatan, kekakuan, serta kinerja jembatan memenuhi standar keselamatan.
Menurut BBC, menara jembatan mencapai 332 meter, sementara dek menggantung di atas Sungai Beipan dengan ketinggian 625 meter, memecahkan rekor dunia.
Baca juga: Italia dan China Bangun Jembatan Rekor Dunia, Terpanjang dan Tertinggi
Setelah melewati masa pengujian, jembatan Huajiang Grand Canyon dibuka pada awal September 2025.
Hadirnya jembatan ini bisa memangkas waktu tempuh antara Liuzhi dan Xifeng di Guizhou dari lima jam menjadi hanya satu jam.
Pembangunannya dimulai pada 2022 dengan teknologi desain digital, prefabrikasi, serta pemantauan menggunakan drone dan sensor.
Profesor teknik sipil Universitas Calgary, Mamdouh El-Badry, menyebut proyek ini luar biasa cepat.
Sebagai perbandingan, Jembatan Millau di Perancis membutuhkan waktu sekitar tiga tahun setelah lebih dari satu dekade perencanaan.
Jembatan juga akan dibuka untuk lalu lintas pada akhir Oktober dengan pengawasan langsung Kementerian Perhubungan China.
Selain itu, keberadaannya diyakini bakal mendorong pariwisata dan pembangunan ekonomi lokal.
Saat ini, China mendominasi daftar jembatan tertinggi dunia, dengan delapan dari sepuluh di antaranya berada di Guizhou.
Baca juga: Kagetnya Petugas, Dekati Mayat Mengapung di Bawah Jembatan yang Tiba-tiba Teriak Tolong
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini