KOMPAS.com - Tepat tujuh tahun lalu, gempa bumi berkekuatan M 7,4 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018).
Bencana tersebut meninggalkan luka mendalam bagi para penyintas. Pasalnya, gempa itu memicu tsunami yang menerjang sejumlah wilayah, seperti Donggala, Palu, dan Mamuju.
Dahsyatnya guncangan gempa dan terjangan tsunami menewaskan 4.340 orang.
Merujuk laporan Antara, Selasa (29/1/2019), jumlah korban meninggal di Palu mencapai 2.141 orang, di Kabupaten Sigi 289 orang, Donggala 212 orang, dan Parigi Moutong 15 orang.
Dengan demikian, total korban jiwa di empat wilayah itu mencapai 2.657 orang.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga mencatat 667 orang tidak ditemukan dan 1.016 jenazah tidak dapat diidentifikasi.
Jika digabungkan, total korban jiwa akibat bencana tersebut mencapai 4.340 orang.
Baca juga: Dampak Gempa M 5,7 Banyuwangi, Puluhan Rumah dan Tempat Ibadah Rusak
Dikutip dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jumat (28/9/2018), gempa Donggala terjadi pukul 17.02.44 WIB dengan kekuatan sebelum dimutakhirkan M 7,7.
Koordinat gempa berada di 0,18 lintang selatan dan 119,85 bujur timur dengan kedalaman 10 kilometer dan berjarak 26 kilometer dari utara Donggala, Sulawesi Tengah.
BMKG menyebutkan, hasil pemodelan tsunami dengan level tertinggi siaga (0,5-3 meter) terjadi di Palu dengan estimasi gelombang tiba pukul 17.22 WIB.
Berdasarkan hal itulah, BMKG langsung mengeluarkan peringatan tsunami pascagempa Donggala.
BMKG kemudian memutakhirkan kekuatan gempa Donggala dari M 7,7 menjadi M 7,4 pada Jumat (28/9/2018) malam.
Baca juga: BMKG Ingatkan Potensi Gempa Megathrust M 8,8 di Selatan Jawa, Bisa Picu Tsunami Besar
“Estimasi ketinggian tsunami di Mamuju menunjukkan level waspada, yaitu estimasi ketinggian tsunami kurang dari 0,5 m,” jelas BMKG dalam laporannya.
Setelah dilakukan pengecekan terhadap hasil observasi tide gauge di Mamuju, BMKG juga mencatat perubahan kenaikan muka air laut setinggi 6 cm pukul 17.27 WIB dengan jarak antara Palu dan Mamuju adalah 237 km.
BMKG kemudian mengakhiri peringatan tsunami pukul 17.36 WIB setelah mengetahui hasil update mekanisme sumber gempa yang bertipe mendatar (strike slip), hasil observasi ketinggian gelombang tsunami, dan telah terlewatkan perkiraan waktu kedatangan tsunami.