KOMPAS.com - Pada tahun 1822 dan 1823, ratusan orang meninggalkan Inggris dan Skotlandia dalam pelayaran menuju negara baru yang menjanjikan, Poyais.
Menggenggam mata uang Poyais dan dipenuhi harapan masa depan yang sejahtera, para calon pemukim terkejut mendapati bahwa negara makmur tersebut hanyalah padang gurun yang tandus.
Negara fiktif tersebut diciptakan oleh seorang prajurit Skotlandia yang terkenal karena eksploitasinya di Amerika Tengah, Gregor MacGregor.
Pada tahun 1820, MacGregor "menjual" tanah tandus tak berpenghuni di Amerika Tengah. Tidak ada infrastruktur, tidak ada pertanian, tidak ada kota, tetapi ia “mengubahnya” menjadi negara baru yang makmur, Poyais.
Baca juga: Kisah Remaja di Belanda, Hanya Bisa Berbahasa Asing Usai Jalani Operasi
Semua dimulai ketika MacGregor kembali ke Inggris dari Benua Amerika, ia berhasil meyakinkan para bangsawan di London bahwa ia adalah pahlawan perang.
Ditambah, ia meyakinkan mereka—dan para investor—bahwa seorang penguasa Pribumi di Amerika Tengah memberinya sebidang tanah seluas delapan juta hektar.
Penguasa tersebut, menurut pengakuannya, mengangkat dirinya sebagai cacique, atau pangeran, untuk memerintah dan membangun negara tersebut.
Baca juga: Kisah Pasien di Inggris Terbangun dari Koma dan Mendadak Fasih Berbahasa Perancis
Untuk menguatkan ceritanya, MacGregor menunjukkan serangkaian dokumen yang tampak resmi, hibah tanah, peta, dan sebuah bendera.
Ia meluncurkan kampanye pemasaran besar-besaran dengan mengeklaim Poyais adalah surga tropis: tanah subur, sungai-sungai kaya akan emas, penduduk asli yang ramah, dan perumahan modern.
MacGregor bahkan membuat buku panduan setebal 355 halaman, memalsukan dokumen dan mata uang resmi, hingga menulis lagu kebangsaan negara tersebut.
Baca juga: 10 Negara Penghasil Emas Terbesar di Dunia, Salah Satunya Indonesia
Setelah mendengar mengenai statusnya di luar negeri, para bangsawan Inggris tidak ragu untuk memperkenalkan MacGregor ke masyarakat. Bahkan Poyais juga mendapatkan kredibilitas sebagai sebuah negara.
MacGregor mengiklankan kepada masyarakat lahan seluas 540 acre, yang dapat dibagi menjadi lahan-lahan yang lebih kecil dengan harga yang sangat rendah.
Warga London dan Skotlandia yang termakan tipuannya, melakukan investasi dan membeli lahan tersebut. Ini memberikan keuntungan besar bagi MacGregor.
Baca juga: Arkeolog Temukan Lukisan Purba Bergambar Ular Bertaring di Afsel, Hewan Nyata atau Mitos?
Pada akhir 1822, 250 pemukim pertama berlayar ke Poyais. Namun, yang mereka temukan hanyalah padang gurun, tanpa kota, tanpa pertanian, tanpa emas.
Hingga 1823, setelah mencapai tempat yang seharusnya menjadi pelabuhan utama Poyais, para calon pemukim tersebut mencoba membangun tempat perlindungan darurat di pantai sambil menunggu bantuan.