BANDUNG, KOMPAS.com – Ardie Richardiansyah (35), seorang guru ekonomi di SMAN 1 Bandung, dilaporkan hilang sejak Kamis (24/7/2025).
Ia terakhir terlihat meninggalkan rumahnya di kawasan Dipatiukur, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat.
Pihak sekolah menduga bahwa hilangnya Ardie berkaitan dengan kasus investasi pengadaan barang dan jasa senilai Rp 373 juta.
Kasus ini melibatkan delapan guru SMAN 1 Bandung serta koperasi sekolah sebagai korban.
Baca juga: Hari Pertama Sekolah di SMAN 1 Bandung, Kekurangan Kursi dan Meja
“Sepengetahuan saya, selama ini tidak ada masalah di sekolah. Tapi informasi yang saya dapat, ini masalah pribadi, terutama berkaitan dengan bisnis. Sebagai vendor, dia mungkin ada urusan dengan beberapa guru yang meminjamkan uang total Rp 373 juta. Delapan guru dan satu dari koperasi,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1 Bandung, Kardiana, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/7/2025).
Kardiana menyebutkan bahwa Ardie berstatus sebagai guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Ia sempat terlihat datang ke sekolah pada Selasa pekan lalu untuk mengambil paket, menurut keterangan petugas keamanan.
“Satpam melaporkan, Selasa malam beliau datang mengambil paket. Setelah itu, mulai Rabu atau Kamis muncul informasi bahwa Ardie hilang,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa delapan guru yang menjadi korban tidak memiliki perjanjian tertulis saat menyerahkan uang kepada Ardie.
Bukti yang dimiliki hanya berupa transfer bank.
Baca juga: Perjalanan Kasus Sengketa Lahan SMAN 1 Bandung yang Digugat PLK
Menanggapi masalah ini, pihak sekolah mendorong penyelesaian secara kekeluargaan, terlebih keluarga Ardie telah datang ke sekolah dan pihak kepolisian juga mulai melakukan penelusuran.
“Keluarga sudah datang, dan polisi juga datang tadi pagi untuk menggali kronologi sejak awal. Mereka ingin mengetahui kenapa masalah ini bisa terjadi,” jelas Kardiana.
“Tadi juga dihadirkan beberapa guru yang menjadi korban. Mereka memberikan keterangan soal kronologi dan bagaimana awal mula uang itu dipinjamkan,” tambahnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini