TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Meski sebagian besar masyarakat di berbagai daerah Indonesia mengalami penurunan minat baca di perpustakaan akibat gempuran teknologi, Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tetap ramai dikunjungi.
Setiap harinya, perpustakaan ini dipadati oleh pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Tasikmalaya, Teguh Purnama menjelaskan, berbagai program dan inovasi terus dilakukan untuk menjaga minat baca, terutama di kalangan generasi muda.
"Alhamdulillah, setiap harinya kami bisa mencapai puluhan sampai ratusan orang mengunjungi perpustakaan ini. Hari ini saja dalam waktu 4 jam, sudah tercatat ada 104 orang berkunjung ke perpustakaan," ujarnya saat diwawancara di kantornya, Senin (15/9/2025).
Baca juga: Buku, Pembaca dan Cinta Jalan Hidup sebagai Pustakawan Milenial dari Kota Malang
Perpustakaan Daerah Kota Tasikmalaya berlokasi di lahan seluas 286 meter persegi dengan bangunan dua lantai yang merupakan warisan bekas kantor dinas pemerintah.
Meskipun lahan terbatas, perpustakaan ini telah menerapkan berbagai cara untuk menarik minat pengunjung, seperti menciptakan suasana nyaman dengan pendingin ruangan, menyediakan gazebo taman, dan membuka kafe yang menarik.
Teguh menambahkan, salah satu langkah penting yang diambil adalah memindahkan lokasi perpustakaan ke pusat kota, berdampingan dengan Taman Kota dan Masjid Agung Kota Tasikmalaya.
"Paling utama itu pertama lokasinya harus strategis di pusat kota dan mudah untuk dikunjungi. Ternyata baik masyarakat umum ataupun pelajar sangat ingin membaca di perpustakaan dengan lokasi yang mudah dijangkau," ungkapnya.
Baca juga: Pustakawan Perpusda Sidoarjo Dorong Pengelolaan Perpustakaan di Sekolah dan Desa
Saat ini, Kota Tasikmalaya memiliki 993 perpustakaan dengan total 626.843 koleksi judul buku.
Perpustakaan Daerah juga menyediakan koleksi khusus bagi penyandang disabilitas, termasuk buku braille.
"Kalau menurut saya, bagaimana kita pengelola menyikapi dan berusaha mengelola perpustakaan agar menjadi perhatian publik dan terus diminati masyarakat," kata Teguh.
Namun, Teguh juga menyampaikan tantangan yang dihadapi.
Salah satu kendala utama dalam meningkatkan fasilitas layanan adalah luas lahan yang tidak sesuai dengan standar Perpustakaan Nasional, yang minimal harus 2.000 meter persegi.
"Justru rencana kami, kalau lahan sudah luas dengan lokasi strategis ini, akan dijadikan Mall Literasi. Nantinya ada kafe, resto, dan tempat menarik supaya para pembaca lebih tertarik ke pusat literasi di Kota Tasikmalaya," ungkapnya.
Dukungan dari pemerintah sangat diharapkan untuk memperluas perpustakaan dan meningkatkan fasilitas yang ada, sehingga dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan minat baca di Indonesia.
"Dalam mengusung program wali kota sebagai Tasik Pintar, kami akan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Minat baca di kisaran nilai baik sekitar 82 poin, harapan kami supaya memperluas mendorong minat baca ke perpustakaan dengan fasilitas yang ditingkatkan," tutup Teguh.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang