Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata, Netanyahu Ancam Perang Intensif

Kompas.com - 29/11/2024, 06:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Israel siap melancarkan perang intensif terhadap Hizbullah jika kelompok tersebut melanggar gencatan senjata rapuh yang baru saja diterapkan di Lebanon.

Pernyataan itu muncul di tengah ketegangan yang masih tinggi, meski gencatan senjata telah memasuki hari kedua.

“Saya telah memberi arahan kepada militer Israel untuk melancarkan perang intensif jika gencatan senjata dilanggar,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 pada Kamis (29/11/2024), dilansir AFP.

Baca juga: Israel Akan Banding ke ICC soal Surat Penangkapan Netanyahu dan Eks Menhan Yoav Gallant

Sebelumnya, militer Israel melaporkan serangan udara terhadap fasilitas penyimpanan roket Hizbullah di Lebanon selatan, yang disebutnya sebagai tempat aktivitas teroris.

“Ancaman ini berhasil digagalkan,” ungkap pihak militer.

Nazih Eid, wali kota Baysariyeh di Lebanon selatan, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut mengenai kawasan hutan yang jauh dari pemukiman warga.

“Mereka menargetkan area yang tidak bisa diakses oleh warga sipil,” katanya.

Namun, ketegangan tetap tinggi. Pada Kamis pagi, dua warga sipil terluka akibat tembakan Israel di sebuah desa perbatasan, menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA).

Militer Israel mengklaim bahwa mereka menembaki sejumlah tersangka yang dianggap melanggar gencatan senjata.

Gencatan senjata ini, yang diinisiasi oleh Amerika Serikat dan Perancis, bertujuan mengakhiri konflik yang telah menewaskan ribuan orang di Lebanon dan menyebabkan eksodus massal di kedua sisi perbatasan.

Baca juga: Perancis Nyatakan Netanyahu Miliki Imunitas Hindari Penangkapan ICC

Menurut pejabat AS, perjanjian ini mengatur bahwa pasukan Israel akan tetap berada di posisi mereka selama 60 hari, sementara militer Lebanon dan pasukan keamanan lainnya mulai bergerak menuju wilayah selatan.

Setelah itu, Israel akan melakukan penarikan bertahap untuk mencegah adanya kekosongan kekuasaan yang bisa dimanfaatkan oleh Hizbullah.

Di lapangan, tentara Lebanon telah mulai berpatroli dan mendirikan pos pemeriksaan di selatan Sungai Litani, meski mereka belum memasuki area di mana pasukan Israel masih berada.

Di tengah upaya penerapan gencatan senjata, banyak warga Lebanon yang kembali ke desa mereka setelah dua bulan mengungsi.

Namun, mereka menemukan tempat tinggal mereka telah hancur.

“Meski penuh kehancuran dan kesedihan, kami senang bisa pulang,” ujar Umm Mohammed Bzeih, seorang janda dari desa Zibqin yang kembali bersama empat anaknya.

Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbullah, Netanyahu Berterima Kasih ke Biden

“Seolah-olah jiwa kami telah kembali,” tambahnya sambil membersihkan puing-puing di rumahnya.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau