Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 72 Jam, Houthi 4 Kali Serang Kapal Perang AS

Kompas.com - 20/03/2025, 04:45 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

SANA'A, KOMPAS.com - Kelompok Houthi di Yaman kembali mengeklaim telah melancarkan serangan keempat dalam 72 jam terakhir terhadap kapal perang Amerika Serikat (AS) di Laut Merah, Rabu (19/3/2025).

Juru bicara militer Houthi menyebutkan bahwa rudal jelajah dan pesawat nirawak mereka menargetkan kelompok kapal induk USS Harry S Truman dalam serangan terbaru tersebut.

Sementara itu, militer AS mengonfirmasi bahwa operasi mereka terhadap kelompok bersenjata Houthi yang didukung Iran masih terus berlangsung.

Baca juga: AS Gempur Lokasi Para Pemimpin Houthi Bersembunyi

Respons AS

Hanya satu jam sebelum pernyataan Houthi, Komando Pusat AS (Centcom) memastikan operasi mereka terhadap kelompok tersebut masih berjalan.

Washington sebelumnya telah meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Houthi pada Sabtu lalu.

Serangan ini memicu gelombang protes massal di Yaman serta upaya pembalasan yang menurut seorang jenderal AS tidak efektif.

AS juga menegaskan akan terus menargetkan kelompok Houthi hingga mereka menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah dan Teluk Aden.

Pasalnya, jalur ini dilewati sekitar 12 persen dari lalu lintas pengiriman global, sehingga terganggu akibat serangan Houthi.

Sebagai bagian dari poros perlawanan Iran terhadap AS dan Israel, kelompok Houthi mengeklaim tindakan mereka di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

"Agresi AS tidak akan menghalangi Yaman yang teguh dan berjuang untuk memenuhi tugas agama, moral, dan kemanusiaannya terhadap rakyat Palestina," demikian pernyataan Houthi pada Rabu, dikutip dari AFP.

Sehari sebelumnya, kelompok Houthi juga berada di balik serangan rudal yang dicegat oleh Israel. Mereka bersumpah akan meningkatkan serangan setelah Israel kembali melancarkan operasi militer besar-besaran di Jalur Gaza.

Baca juga: Trump: Setiap Serangan Houthi Sekarang Dianggap Tembakan Iran

Rudal Houthi sasar Israel

Pada Selasa, Houthi meluncurkan rudal yang mereka klaim menargetkan pangkalan udara Israel. Ini menjadi serangan pertama dari Yaman ke Israel sejak gencatan senjata 19 Januari dalam konflik Israel-Hamas.

Israel pun mengonfirmasi bahwa mereka berhasil mencegat rudal tersebut sebelum memasuki wilayahnya.

Sirene serangan udara sempat berbunyi di Beersheba dan sebagian Gurun Negev sebelum rudal itu dihancurkan oleh Angkatan Udara Israel (IAF).

Di sisi lain, Dewan Politik Tertinggi Houthi mengecam agresi terbaru Israel di Jalur Gaza. Gelombang serangan Israel kali ini menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata diberlakukan.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 400 orang tewas akibat serangan terbaru Israel.

Ketegangan di kawasan diprediksi akan terus meningkat, terutama dengan aksi saling serang antara kelompok Houthi, Israel, dan militer AS yang masih berlangsung hingga saat ini.

Baca juga: Alasan Kenapa AS Serang Houthi di Yaman

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau